Rupiah Dapat 'Obat Kuat' dari Trump, Dolar AS Loyo

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
02 March 2018 11:34
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali membaik. Suntikan 'Obat Kuat' justru datang dari Presiden AS Donald Trump.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali membaik. Suntikan 'Obat Kuat' justru datang dari Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters, Jumat (2/3/2018), dolar AS melemah ke nilai terendahnya di Rp 13.720/US$ setelah hari sebelumnya, Kamis (1/3/2018) menguat tajam hingga level Rp 13.800/ US$.

Data Thomson Reuters Eikon menunjukkan pergerakan dolar AS terendahnya di level Rp 13.720/ US$ sementara tertingginya hanya Rp 13.760/ US$ pada pukul 11.19 WIB.

Dolar AS di pasar spot diperdagangkan di level Rp 13.757/ US$.


Bank Indonesia (BI) sudah mengeluarkan ultimatum untuk tetap menjaga rupiah sesuai fundamentalnya. Melalui Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Doddy Zulverdi, BI menjaga rupiah tak melebihi level Rp 13.800/US$.

"Kalau fundamental domestik sekarang, ini ruang tidak melemah sekarang cukup besar. Angka level sekarang ini tidak sesuai fundamental, dan harusnya bisa lebih kuat dan banyak variable domestik," papar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Doddy Zulverdi, dalam konferensi persnya di Gedung BI, Kamis (1/3/2018).

"Makanya kami cukup aktif, nilai tukar Rp 13.800/US$ merasa level itu berlebihan," imbuh Doddy.

Doddy menjelaskan, puncak dari keperkasaan dolar AS adalah ketika The Fed melangsungkan rapat Federal Open Market Comittee (FOMC) terakhir.

Namun, hari ini, keputusan yang diumumkan Presiden Donald Trump tentang pengenaan bea masuk yang tinggi terhadap impor baja dan aluminium untuk melindungi produsen dalam negerinya membuat investor tidak percaya diri.

Kebijakan itu dikhawatirkan akan memunculkan tindakan balas dendam dari rekan dagang utama AS, seperti China, negara-negara Eropa, dan Kanada. Kabar itu juga ikut melemahkan Wall Street.

Dilansir dari Reuters, Trump mengatakan pengenaan bea masuk sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium akan diumumkan secara resmi minggu depan meskipun pejabat Gedung Putih kemudian mengatakan beberapa detail masih perlu dipersiapkan.

Presiden AS yang juga mantan pengusaha properti itu yakin bea masuk tersebut akan melindungi pekerja-pekerja dalam negeri.


Kabar penerapan bea masuk itu membuat saham-saham perusahaan baja dan aluminium AS melonjak tajam namun juga mengirimkan sentimen negatif bagi investor di Wall Street. Mereka mencemaskan potensi kenaikan harga yang akan dialami oleh konsumen setelah penerapan kebijakan itu.


(dru/prm) Next Article Era 'Diskon' Rupiah Masih Berlanjut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular