Setelah Auto Rejection Atas, Saham RMBS dan KMTR Naik Lagi

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
02 March 2018 10:21
Dua saham kena autorejection naik lagi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah kena batas atas auto rejection pada perdagangan kemarin, saham PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) dan PT Kirana Megatara Tbk (KMTR), kembali menguat signifikan pada perdagangan pagi ini.

Harga saham RBMS hingga pukul 10.05 WIB tercatat menguat 20,65% ke harga Rp 374 per saham. Informasi terakhir terkait aksi korporasi yang dilakukan perseroa adalah rencana melakukan rights issue.

Rencana tersebut sudah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung di Jakarta, Rabu (28/2). Mengutip keterbukaan informasi, emiten berkode saham RBMS di Bursa Efek Indonesia itu akan menerbitkan HMETD Saham yang ditawarkan dalam rangka penawaran umum terbatas pertama berjumlah 1,19 miliar saham nominal Rp 200 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 216 per saham.

Dana yang terhimpun dari penerbitan saham baru tersebut diperkiarakan mencapai Rp 256 miliar. Dana hasil right issue tersebut bakal digunakan untuk membeli saham PT Tiara Raya Bali International (TRBI) maksimal Rp 74,45 miliar atau sekitar 41.363 saham dari pemegang saham lama TRBI.

Harga saham KMTR naik 12,40% ke level harga Rp 680 per saham. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi perusahaan, produsen karet ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp Rp423,17 miliar pada 2017. Angka ini meningkat 101,6% dibandingkan laba bersih 2016.

Sepanjang 2017, KMTR mengantongi penjualan bersih Rp 12,1 triliun. Penjualannya mengalami kenaikan sebesar 57,42% dari sebelumnya Rp 7,69 triliun. Penjualan KMTR didominasi barang jadi karet senilai Rp 12,05 triliun, bahan baku karet Rp 36,06 miliar, dan sawit Rp 18,06 miliar.



Dijual ke SCTV
Selain kedua saham tersebut, saham lain yang naik tinggi adalah saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), yang merupakan perusahaan ANTV. Harga saham berkode MDIA naik 16,41% ke level harga Rp 298 per saham

Awal Februari, Intermedia Capital menyampaikan rencana penerbitan obligasi global (global bond) senilai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,05 triliun. Surat utang ini akan memiliki jangka waktu selama lima tahun dengan bunga pinjaman maksimal 10%.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perusahaan akan menggunakan dana hasil global bond ini untuk memberikan pinjaman kepada induk usahanya PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) sebesar US$130,45 juta.

Selain isu tersebut, kabar tentang rencana penjualan ANTV ke SCTV kembali merabak. Inilah yang menjadi salah satu sentimen yang mempengaruhi saham MDIA.
(hps) Next Article Berencana Rights Issue, Saham RBMS Auto Reject Atas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular