
Ulasan Kinerja BRI
Perkuat Kredit UMKM Sembari Jaga Margin
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 February 2018 08:55

Sepanjang tahun lalu, dana pihak ketiga (DPK) Bank BRI tercatat naik 11,55%, dengan kenaikan terbesar dari pos tabungan yakni sebesar 15,22%. Kenaikan ini terhitung anomali karena suku bunga acuan yang turun secara teoritis semestinya menurunkan minat masyarakat menyimpan dananya di bank karena tingkat bunganya juga turun sehingga menjadi kurang menarik.
Di lapangan, BRI justru menerima limpahan dana masyarakat dengan tambahan sebesar Rp 87,13 miliar dalam setahun kemarin, atau Rp 240 juta per hari. Kenaikan itu terutama berasal dari masyarakat menengah ke bawah, terlihat dari naiknya porsi tabungan menjadi Rp 349,44 triliun, menggeser posisi deposito—yang sebelumnya mendominasi—senilai Rp 344,78 triliun.
Di sisi lain, Bank BRI hanya bisa mencatatkan kenaikan kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp 75,62 miliar, atau tumbuh 11,44% pada periode yang sama. Artinya, Bank BRI harus membayarkan lebih banyak bunga kepada nasabahnya (menyusul kenaikan DPK tersebut) dibanding pendapatan bunga yang dikumpulkan dari debitornya.
Tidak heran, pertumbuhan pendapatan bunga bersih perseroan hanya mampu mencapai 11,59%, atau tidak sepesat pertumbuhan aset produktifnya yang mencapai 13,83%. Ini menjadikan NIM Bank BRI turun tipis.
(ags/ags)
![]() |
![]() |
![]() |
Tidak heran, pertumbuhan pendapatan bunga bersih perseroan hanya mampu mencapai 11,59%, atau tidak sepesat pertumbuhan aset produktifnya yang mencapai 13,83%. Ini menjadikan NIM Bank BRI turun tipis.
Next Page
Tak Gentar Hadapi NPL
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular