
IHSG Ditutup Melemah Hampir 1%, Saat Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 February 2018 16:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,98% pada perdagangan awal pekan ke level 6.554,67 poin. Delapan sektor saham ditutup melemah, dipimpin oleh sektor jasa keuangan dan barang konsumsi yang masing-masing anjlok hingga 1,66% dan 1,34%.
Transaksi berlangsung moderat dengan nilai sebesar Rp 8,2 triliun. Sebanyak 144 saham ditutup menguat, 203 saham melemah, sementara 207 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelemahan bursa saham domestik terjadi di tengah penguatan bursa saham regional. Tercatat, seluruh bursa utama di kawasan regional kompak menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 1,19%, indeks Shanghai naik 1,25%, indeks Hang Seng naik 0,74%, indeks Strait Times naik 0,69%, indeks Kospi naik 0,25%, dan indeks SETi (Thailand) naik 0,96%.
Pelemahan IHSG nampak disebabkan oleh aksi ambil untung dari para investor, mengingat sepanjang 2018, imbal hasil yang dicatatkan IHSG sudah lebih tinggi ketimbang bursa saham lainnya di kawasan Asia. Terhitung sejak akhir 2017 sampai dengan penutupan perdagangan hari Jumat lalu, IHSG mencatatkan imbal hasil sebesar 4,16%, hanya kalah dari indeks Hang Seng yang sebesar 4,51%.
Dari dalam negeri, keputusan PT Pertamina untuk menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menjadi pemberat langkah IHSG di awal pekan. Hal ini dikhawatirkan akan memberi tekanan terhadap daya beli masyarakat Indonesia.
PT Pertamina diketahui melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi yang mulai berlaku pada 24 Februari 2018. Seperti dikutip dari website Pertamina, Minggu (25/2/2018), harga BBM yang naik antara lain Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Sedangkan untuk Pertalite, Premium, dan Solar, harganya diputuskan tidak berubah.
Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,99%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,92%, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 2,86%, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,22%, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 0,87%.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih, kali ini senilai Rp 741,88 miliar. PT Sinar Mas Multiartha Tbk/SMMA (Rp 262,81 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 213,64 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 175,23 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 34,85 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 34,16 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps/hps) Next Article Perdagangan Saham Awal Pekan di BEI Ditutup Menguat
Transaksi berlangsung moderat dengan nilai sebesar Rp 8,2 triliun. Sebanyak 144 saham ditutup menguat, 203 saham melemah, sementara 207 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelemahan bursa saham domestik terjadi di tengah penguatan bursa saham regional. Tercatat, seluruh bursa utama di kawasan regional kompak menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 1,19%, indeks Shanghai naik 1,25%, indeks Hang Seng naik 0,74%, indeks Strait Times naik 0,69%, indeks Kospi naik 0,25%, dan indeks SETi (Thailand) naik 0,96%.
Dari dalam negeri, keputusan PT Pertamina untuk menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menjadi pemberat langkah IHSG di awal pekan. Hal ini dikhawatirkan akan memberi tekanan terhadap daya beli masyarakat Indonesia.
PT Pertamina diketahui melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi yang mulai berlaku pada 24 Februari 2018. Seperti dikutip dari website Pertamina, Minggu (25/2/2018), harga BBM yang naik antara lain Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Sedangkan untuk Pertalite, Premium, dan Solar, harganya diputuskan tidak berubah.
Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,99%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,92%, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 2,86%, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,22%, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 0,87%.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih, kali ini senilai Rp 741,88 miliar. PT Sinar Mas Multiartha Tbk/SMMA (Rp 262,81 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 213,64 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 175,23 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 34,85 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 34,16 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps/hps) Next Article Perdagangan Saham Awal Pekan di BEI Ditutup Menguat
Most Popular