
Awal Maret IHSG Ditutup Menguat, Saat Bursa Asia Terpuruk
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 March 2018 16:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,13% pada perdagangan hari Kamis ke level 6.606,05 poin. Empat sektor saham ditutup naik, dipimpin oleh sektor agribisnis yang meroket hingga 4,26%, sementara enam sektor lainnya melemah.
Transaksi berlangsung ramai dengan nilai sebesar Rp 9,4 triliun. Sebanyak 172 saham ditutup menguat, 176 saham melemah, sementara 206 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang diperdagangkan variatif. Nampak, ketakutan atas kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif dari perkiraan masih membebani pasar. Indeks Shanghai naik 0,44%, indeks Hang Seng naik 0,65%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI naik 0,25%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 1,56%, indeks Strait Times turun 0,27%, indeks Kospi turun 1,17%, dan indeks SETi (Thailand) turun 0,01%.
Beberapa faktor menjadi penopang IHSG pada perdagangan hari ini. Pertama, kuatnya kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang baru-baru ini diumumkan, utamanya yang berkapitalisasi pasar besar. PT United Tractors Tbk (UNTR) misalnya. Kemarin, perusahaan mengumumkan kenaikan laba bersih sebesar 48% menjadi Rp7,4 triliun pada tahun 2017. Peningkatan tersebut disebabkan oleh harga batu bara yang menguat secara signifikan sepanjang tahun.
Kedua, inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia sepanjang bulan lalu adalah sebesar 0,17% MoM (3,18% YoY), lebih rendah dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,2% MoM (3,23% YoY).
Rendahnya inflasi lantas memberikan angin segar, mengingat pelemahan rupiah yang terjadi saat ini sangat mungkin menekan daya beli masyarakat Indonesia kedepannya.
Sementara itu, kuatnya indeks saham sektor agrikultur dipicu oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari ini, rupiah terdepresiasi 0,04% terhadap dolar AS ke level 13.745/dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp 13.800/dolar AS. Pelemahan rupiah lantas berpotensi mendongkrak ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Beberapa saham sektor agrikultur yang menguat signifikan diantaranya: PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 19,05%, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 4,16%, dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 6,83%.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 673,54 miliar. PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 338,65 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 146 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 64,28 miliar), PT Surya Citra Media Tbk/SCMA (Rp 38,15 miliar), dan PT Visi Media Asia Tbk/VIVA (Rp 36,6 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps/hps) Next Article Perdagangan Saham Awal Pekan di BEI Ditutup Menguat
Transaksi berlangsung ramai dengan nilai sebesar Rp 9,4 triliun. Sebanyak 172 saham ditutup menguat, 176 saham melemah, sementara 206 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang diperdagangkan variatif. Nampak, ketakutan atas kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif dari perkiraan masih membebani pasar. Indeks Shanghai naik 0,44%, indeks Hang Seng naik 0,65%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI naik 0,25%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 1,56%, indeks Strait Times turun 0,27%, indeks Kospi turun 1,17%, dan indeks SETi (Thailand) turun 0,01%.
Kedua, inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia sepanjang bulan lalu adalah sebesar 0,17% MoM (3,18% YoY), lebih rendah dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,2% MoM (3,23% YoY).
Rendahnya inflasi lantas memberikan angin segar, mengingat pelemahan rupiah yang terjadi saat ini sangat mungkin menekan daya beli masyarakat Indonesia kedepannya.
Sementara itu, kuatnya indeks saham sektor agrikultur dipicu oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari ini, rupiah terdepresiasi 0,04% terhadap dolar AS ke level 13.745/dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp 13.800/dolar AS. Pelemahan rupiah lantas berpotensi mendongkrak ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Beberapa saham sektor agrikultur yang menguat signifikan diantaranya: PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 19,05%, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 4,16%, dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 6,83%.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 673,54 miliar. PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 338,65 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 146 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 64,28 miliar), PT Surya Citra Media Tbk/SCMA (Rp 38,15 miliar), dan PT Visi Media Asia Tbk/VIVA (Rp 36,6 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps/hps) Next Article Perdagangan Saham Awal Pekan di BEI Ditutup Menguat
Most Popular