Tahun Depan Bunga KPR Single Digit Hanya Tinggal Cerita

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 February 2018 16:29
Perang suku bunga murah untuk KPR akan tetap berlanjut setidaknya sampai 2019.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Era suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) single digit diperkirakan akan terus berlanjut. Namun, tak sedikit stigma yang menyebutkan fenomena tersebut bisa saja berakhir lebih cepat.

Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual memperkirakan, perang suku bunga murah untuk KPR akan tetap berlanjut setidaknya sampai 2019. Sebab, bank tidak ingin kehilangan pangsa pasar disaat bank lain ekspansif.

"Situasinya sekarang perang suku bunga. Sejak tahun lalu, memang ada kecenderungan menurun untuk suku bunga KPR," kata David, saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (22/2/2018).

David mengkhawatirkan, kondisi perang suku bunga seperti ini hanya akan membuat laba bank tergerus. Apalagi, kata dia dengan suku bunga yang relatif rendah, ada beberapa risiko yang harus ditanggung perbankan.

"Ini kurang sehat juga dan sudah tidak masuk akal. Bahkan ada yang lebih rendah dari suku bunga deposito. Ini akan memengaruhi profit," katanya.

David memperkirakan, trend bunga KPR single digit akan tetap berlangsung setidaknya sampai 2019 mendatang. Dampak dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, memang baru terasa di tahun ini.

"Dampaknya baru terasa. Tetapi sekarang, BI kelihatannya akan menahan atau menaikan. Ketika ekspansi moneter, maka bank juga mau tidak mau harus menyesuaikan," jelasnya.


Pendapat berbeda disampaikan Head of Economic & Research PT Overseas Bank Indonesia Enrico Tanuwidjaja. Menurut dia, bank akan tetap selektif dalam memperhatikan berbagai risiko kredit ke depan.

Untuk mengurangi risiko gagal bayar, maka mau tidak mau bank harus menaikan suku bunganya ke level yang lebih tinggi. Harapannya, hal tersebut bisa mengkompensasi beban risiko yang ditanggung bank.

"Tendensinya sekarang itu semakin ketat. Apalagi demand itu tergantung tidak bisa diperkirakan," katanya.

Enrico memperkirakan, trend bunga KPR single digit akan berakhir pada semester kedua tahun ini. Namun, kenaikan bunga kredit KPR tidak akan agresif, namun naik secara gradual.

Sementara, Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjelaskan, suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed bisa kembali diperkirakan naik tahun ini. Hal ini bisa membuat pengetatan kebijakan moneter di Indonesia juga.

"Kalau tahun ini bunga Fed naik maka suku bunga bisa bank ke depan kembali naik di Indonesia. Tepatnya 2019 bisa saja bunga naik lagi," kata Dendi.




(dru) Next Article Bank Mulai Berlomba Jualan KPR Bunga Murah, Ini Daftarnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular