Perang Suku Bunga KPR Single Digit

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 February 2018 15:59
Perang suku bunga pun terjadi untuk menarik konsumen. Ini membuat suku bunga KPR berangsur-angsur turun.
Foto: dokumentasi Pemprof DKI
Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan tengah gencar memasarkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Perang suku bunga pun terjadi untuk menarik konsumen. Ini membuat suku bunga KPR berangsur-angsur turun.

Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia edisi November 2017 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), suku bunga KPR pada bulan tersebut rata-rata sudah single digit, tepatnya 9,9%. Turun dibandingkan Oktober 2017 yang sebesar 10,09%.

Perang Suku Bunga KPR <em>Single Digit</em>Foto: Riset CNBC Indonesia


KPR merupakan kredit yang relatif "aman" bagi perbankan. Agunan KPR adalah properti itu sendiri, jika terjadi kredit macet bank tinggal mengambil aset yang sedang dikreditkan tersebut.

Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) untuk KPR pun relatif rendah, di bawah 3%. Masih cukup jauh dari batas maksimal 5%.

Perang Suku Bunga KPR <em>Single Digit</em>Foto: Riset CNBC Indonesia


Bagi perbankan, menguasai aset properti hasil kredit macet juga menguntungkan. Meski agak kurang likuid, tetapi nilai properti pada dasarnya tidak pernah turun. Harga rumah selalu naik, meski pertumbuhannya dari tahun ke tahun berbeda.

Mengutip data Survei Harga Properti Residensial yang dirilis Bank Indonesia (BI), indeks harga properti pada kuartal IV-2017 tercatat 201,36. Naik dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 200,26 dan periode yang sama pada 2016 yaitu 194,54.

Pada kuartal I-2018, indeks properti diperkirakan naik lagi menjadi 201,36. Kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja masih menjadi penyebab kenaikan harga properti.

Pada kuartal IV-2017, pertumbuhan harga properti mencapai 3,5% secara year on year (YoY). Lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang 3,32% YoY dan kuartal IV-2016 yang 2,28% YoY.

Perang Suku Bunga KPR <em>Single Digit</em>Foto: Riset CNBC Indonesia


Lembaga konsultan properti asal Inggris, JLL, dalam Southeast Asia 2018 Report, menilai suku bunga akan mendukung perkembangan sektor properti nasional tahun ini. JLL memperkirakan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) masih akan cenderung netral-akomodatif pada 2018 meski masih ada potensi inflasi. Akibatnya suku bunga kredit properti masih bisa turun dan diharapkan menjadi energi untuk mendorong permintaan.


(dru) Next Article Sederet Alasan Kenapa Tahun Ini Cocok untuk Ambil KPR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular