
Internasional
Berusaha Tak Bergantung Pada China, Toyota Buat Komponen Baru
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 February 2018 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia – Toyota telah menciptakan komponen utama kendaraan listrik yang menggunakan lebih sedikit material tertentu yang berharga mahal atau diambil di negara dengan risiko politik tinggi.
Produsen otomotif asal Jepang tersebut telah mendesain satu jenis magnet baru yang memangkas hampir setengah penggunaan unsur mineral langka (rare-earth element/ REE). Magnet terbaru ini tidak menggunakan REE seperti terbium dan dysprosium, serta menggunakan lebih sedikit elemen neodymium yang semakin populer sekarang.
Desain terbaru ini dapat menurunkan ongkos produksi baterai listrik dan mengurangi ketergantungan terhadap REE yang pasarnya dikendalikan oleh China.
Magnet ini diprediksi akan digunakan di motor berkekuatan tinggi pada kendaraan listrik, power steering listrik, robot, dan perabotan rumah tangga, kata Toyota. Perusahaan tersebut juga berencana untuk memasukkan magnet itu ke motor power-steering listrik pada akhir tahun 2025, dilansir dari CNBC International hari Rabu (21/2/2018).
REE adalah kunci bagi manufaktur elektronik dan digunakan di berbagai perangkat, seperti ponsel pintar, mobil, dan teknologi militer. Secara khusus, REE digunakan pada desain magnet berkekuatan tinggi pada mesin listrik seperti mobil, vakum, turbin angin, dan mesin lainnya. Sekitar 30% dari elemen yang digunakan dari magnet tersebut adalah REE, kata Toyota.
China mulai menguasai pengendalian pasar REE di pertengahan tahun 1980an, dan saat ini banyak pakar yang mengestimasi bahwa China mengatur dari 90% sampai 95% pasokan REE di semua tempat.
Pengendalian itu memicu kekhawatiran bahwa China memiliki kemampuan untuk mengendalikan akses ke material yang sangat penting untuk teknologi, meningkatkan permintaan, atau faktor lain yang berisiko untuk pasokan global.
Dysprosium dan terbium, misalnya, relatif mahal dan bergantung pada “risiko geopolitik,” kata Toyota lewat rilis resmi. Harga dysprosium memang naik di tahun 2017, sebagian disebabkan oleh pemerintah China yang mulai membongkar operasi tambang ilegal.
Jumlah neodymium relatif banyak, tapi Toyota khwatir permintaan untuk kendaraan listrik, termasuk hybrid dan kendaraan baterai listrik, dapat berakibat kekurangan pasokan.
Toyota mengganti beberapa neodymium dengan elemen yang lebih murah, seperti lanthanum dan cerium.
Toyota mengatakan magnet itu akan “berkontribusi dalam mengurangi risiko gangguan pasokan dan permintaan REE, serta kenaikan harganya.”
(prm) Next Article Toyota Kembali Naikkan Upah Pekerjanya
Produsen otomotif asal Jepang tersebut telah mendesain satu jenis magnet baru yang memangkas hampir setengah penggunaan unsur mineral langka (rare-earth element/ REE). Magnet terbaru ini tidak menggunakan REE seperti terbium dan dysprosium, serta menggunakan lebih sedikit elemen neodymium yang semakin populer sekarang.
Desain terbaru ini dapat menurunkan ongkos produksi baterai listrik dan mengurangi ketergantungan terhadap REE yang pasarnya dikendalikan oleh China.
REE adalah kunci bagi manufaktur elektronik dan digunakan di berbagai perangkat, seperti ponsel pintar, mobil, dan teknologi militer. Secara khusus, REE digunakan pada desain magnet berkekuatan tinggi pada mesin listrik seperti mobil, vakum, turbin angin, dan mesin lainnya. Sekitar 30% dari elemen yang digunakan dari magnet tersebut adalah REE, kata Toyota.
China mulai menguasai pengendalian pasar REE di pertengahan tahun 1980an, dan saat ini banyak pakar yang mengestimasi bahwa China mengatur dari 90% sampai 95% pasokan REE di semua tempat.
Pengendalian itu memicu kekhawatiran bahwa China memiliki kemampuan untuk mengendalikan akses ke material yang sangat penting untuk teknologi, meningkatkan permintaan, atau faktor lain yang berisiko untuk pasokan global.
Dysprosium dan terbium, misalnya, relatif mahal dan bergantung pada “risiko geopolitik,” kata Toyota lewat rilis resmi. Harga dysprosium memang naik di tahun 2017, sebagian disebabkan oleh pemerintah China yang mulai membongkar operasi tambang ilegal.
Jumlah neodymium relatif banyak, tapi Toyota khwatir permintaan untuk kendaraan listrik, termasuk hybrid dan kendaraan baterai listrik, dapat berakibat kekurangan pasokan.
Toyota mengganti beberapa neodymium dengan elemen yang lebih murah, seperti lanthanum dan cerium.
Toyota mengatakan magnet itu akan “berkontribusi dalam mengurangi risiko gangguan pasokan dan permintaan REE, serta kenaikan harganya.”
(prm) Next Article Toyota Kembali Naikkan Upah Pekerjanya
Most Popular