Wall Street Berpotensi Dibuka Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 February 2018 19:30
Bursa saham AS bersiap dibuka melemah pasca kemarin diliburkan, seiring dengan President's Day.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham AS bersiap dibuka melemah pasca kemarin diliburkan, seiring dengan President's Day. Hal ini diindikasikan oleh melemahnya kontrak futures dari tiga indeks saham utama AS yaitu Dow Jones (-0,68%), S&P 500 (-0,64%), dan Nasdaq (-0,7%).

Jika bursa saham AS ditutup melemah pada perdagangan hari ini, maka rangkaian penguatan yang sudah terjadi selama enam hari berturut-turut akan putus. Tentunya, hal ini akan memberikan efek negatif pada bursa saham Asia keesokan harinya, termasuk Indonesia.

Laporan Keuangan Walmart Mengecewakan

Walmart baru saja mengumumkan kinerja keuangan kuartal 4 tahun 2017. Laba bersih per saham perusahaan tercatat sebesar US$ 1,33, lebih rendah dari ekspektasi sebesar US$ 1,37.

Sebagai catatan, Walmart merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di AS. Kapitalisasi pasar Walmart tercatat sebesar US$ 310,4 miliar, terbesar ke-12 dalam indeks S&P 500.

Mengutip CNBC, saham Walmart diperdagangkan melemah pada sesi premarket. Hal ini mengindikasikan bahwa saham emiten berkode WMT ini akan dibuka melemah hari ini.

Kondisi politik bebani pasar

Pada hari ini, investor masih akan memperhatikan perkembangan situasi politik dalam mengambil keputusan. Pada hari Jumat lalu, United States Office of Special Counsel mendakwa 13 warga negara dan 3 entitas Rusia atas tuduhan intervensi dalam pemilu presiden 2016 guna memenangkan Donald Trump. Namun, dalam dakwaan tidak terdapat tuduhan bahwa intervensi dari Rusia mempengaruhi hasil akhir dari pemilu.

Dakwaan tersebut lantas membuka babak baru atas isu keterlibatan pemerintahan presiden Vladimir Putin dalam pesta demokrasi AS.

The Federal Reserve masih ditakuti

Selain itu, investor juga masih akan mencermati pergerakan di pasar obligasi, guna memantau ekspektasi pelaku pasar lainnya terhadap kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve.

Bank sentral AS itu berencana untuk mengerek suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun ini. Namun, banyak pihak meyakini bahwa dibawah komando Jerome Powell sebagai pemimpin yang baru, the Fed akan menaikan suku bunga sampai empat kali, terlebih setelah data inflasi AS periode Januari 2018 tercatat jauh lebih tinggi dari ekspektasi (0,5% MoM vs. 0,3% MoM).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Saham Teknologi Berguguran Lagi, Wall Street Dibuka Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular