
Dow Futures Menguat Tipis Jelang Rilis Inflasi Mei

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menyamping pada perdagangan Kamis (10/6/2021), jelang pengumuman angka inflasi AS pada Mei.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat 48 poin dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat. Sebaliknya, Nasdaq melemah tipis sebesar 0,3%.
Perdagangan di pasar pra-pembukaan cenderung sepi meski saham-saham siklikal yang diuntungkan dari pembukaan ekonomi cenderung menguat seperti Carnival Corp. dan American Airlines.
Saham UPS naik 1% di sesi pra-pembukaan menyusul rekomendasi beli JPMorgan. Saham Boeing dan Delta Air Lines juga menguat, sementara saham teknologi seperti Tesla dan Apple agak melemah di sesi awal perdagangan.
Saham peritel video game GameStop anjlok 7% mengesampingkan kabar baik penunjukan mantan eksekutif Amazon Matt Furlong sebagai CEO perseroan dan mengumumkan bahwa penjualannya meningkat 25% kuartal lalu.
Departemen Tenaga Kerja dijadwalkan merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei yang berbarengan dengan pembukaan pasar nanti. Polling ekonom oleh Dow Jones mengestimasikan inflasi 4,7% secara tahunan setelah April lalu inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.
Angka inflasi inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi, diperkirakan melompat 3,5% secara tahunan, menjadi reli yang terbesar dalam 28 tahun. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelumnya memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus.
Pada Rabu kemarin, semua indeks bursa AS berjarak sekitar 0,5% dari level tertinggi masing-masing setelah Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq kompak ditutup melemah. Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun diprediksi menguat.
Selama beberapa pekan terakhir, investor mengkhawatirkan peluang pengurangan pembelian aset di pasar, meski sebagian lain menilai kekhawatiran itu berlebihan. "Kami yakin kebijakan uang longgar The Fed akan berlangsung lama," tulis Scott Wren, perencana pasar senior Wells Fargo Investment Institute, sebagaimana dikutip CNBC International.
Dia memperkirakan bank sentral tak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini maupun tahun depan. Hanya saja, pembelian aset bakal dikurangi pada musim gugur (September) nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Valuasi Tinggi, Wall Street Dibuka Variatif Cenderung Melemah