FEB UI: BI Perlu Tahan Suku Bunga Acuan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 February 2018 08:30
BI dijadwalkan mengumumkan suku bunga acuan hari ini. Pelaku ekonomi memperkirakan BI 7 days reverse repo rate tetap ditahan 4,25%.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) dijadwalkan mengumumkan suku bunga acuan hari ini. Pelaku ekonomi memperkirakan BI 7 days reverse repo rate tetap ditahan 4,25%.

Dalam kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang dikutip Kamis (15/2/2018), BI dirasa perlu mempertahankan tingkat suku bunga beberapa bulan ke depan meskipun ada tekanan eksternal terhadap rupiah. Memang ada peluang keluarnya arus modal (capital outflow) seiring kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang sepertinya sudah di depan mata. Namun BI belum perlu merespons dengan kebijakan suku bunga. 

“Pengangguran yang terus menurun dan pertumbuhan ekonomi AS yang cukup cepat memicu kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga acuan yang lebih cepat di 2018. Hal ini mendorong arus modal keluar dari negara berkembang dan aset berisiko sepanjang bulan lalu. Indonesia, di sisi lain, menghadapi permintaan domestik yang lemah dan inflasi yang sangat rendah. Menghadapi risiko inflasi inti yang terus rendah di 2018, BI perlu mempertahankan suku bunga acuan meskipun terdapat tekanan untuk meningkatkan suku bunga untuk menjaga nilai tukar rupiah,” jelas kajian itu. 

Bank Negara Malaysia sebelumnya sudah menaikkan suku bunga acuan pada bulan lalu. Korea Selatan juga menaikkan suku bunga acuan pada November 2017. Langkah tersebut ditempuh salah satunya sebagai antisipasi menjaga kestabilan nilai tukar kala suku bunga di Negeri Paman Sam naik. 

Namun, LPEM FEB UI menilai Indonesia belum perlu menempuh kebijakan serupa. Sejauh ini, fundamental ekonomi Indonesia masih mampu untuk menjaga nilai tukar rupiah. 

“Fundamental ekonomi dalam negeri saat ini masih cukup kuat untuk menahan tekanan terhadap rupiah. Hal ini dibantu oleh cadangan devisa yang mencapai rekor dan 90% perusahaan swasta yang memiliki utang luar negeri telah melakukan lindung nilai (hedging). Bank Indonesia dengan demikian dapat menahan tingkat suku bunga di tingkat saat ini untuk mendorong inflasi,” papar riset LPEM FEB UI. 

Menurut LPEM FEB UI, BI memang sebaiknya fokus pada inflasi domestik yang kemungkinan melambat. Bahkan tahun ini bisa saja inflasi di bawah 2%. 

BI sudah menurunkan suku bunga acuan 125 basis poin sejak Agustus 2016. Namun sejauh ini LPEM FEB UI mencatat transmisi kebijakan tersebut belum optimal dalam mendorong konsumsi masyarakat. 

“Inflasi inti menunjukkan pola yang sangat jelas bahwa permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga, masih belum sepenuhnya pulih,” sebut kajian itu. Oleh karena itu, BI sebaiknya mengoptimalkan transmisi kebijakan moneter yang sudah ditempuh sebelumnya.  

Kajian LPEM FEB UI sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia. Dari 16 ekonom dan analis yang terlibat, seluruhnya kompak memperkirakan suku bunga acuan masih dipertahankan 4,25%.
(aji/aji) Next Article Polling CNBC Indonesia: BI Tahan Suku Bunga Acuan 4,25%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular