
Ciputra Ekspansi ke Daerah untuk Tingkatkan Pendapatan
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
25 January 2018 18:09

Jakarta, CNBC Indonesia – Pendapatan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) cenderung 2017 stagnan dibandingkan dengan pendapatan 2016 yang tercatat sebesar Rp 6,73 triliun.
“Belum diaudit, tapi dari proyeksi kita (pendapatan) di 2017 flat dibandingkan 2016,” jelas Direktur Investasi dan Corporate Secretary Ciputra Development Tulus Santos di Bursa Efek Indonesia, Kamis (29/01/2018).
Tulus menjelaskan staganansi pendapatan perseroan pada 2017 disebabkan oleh adanya beberapa transaksi pembayaran yang bergeser ke tahun 2018. Namun disisi lain hal tersebut dapat mendongkrak pendapatan perseroan tahun ini sekitar 15%-20%.
Padahal, dari segi penjualan perseroan tidak memasang target yang muluk-muluk. “(Target penjualan) 2018 kita masih dalam final calcutation, jadi belum fix. Tapi dari sebaran yang sbelumnya, track record yang sebelumnya, (target) di 2018 kira-kira sama dengan tahun sebelumnya. Kalau pun kita tumbuh mungkin tumbuh single digit. Ya Rp 7,6 triliun, sekitar segitu,” kata Tulus.
Untuk itu, Tulus mengatakan perseroan akan mendorong beberapa proyek, terutama yang berlokasi di luar Pulau Jawa seperti Kota Makasar, Sumatera, dan Kalimantan. Ia menjelaskan ketika industri properti sedang lesu, pasar di Jakarta dan Surabaya paling terpengaruh. Namun, tidak demikian dengan pasar properti di daerah-daerah.
Misalnya proporsi penjualan perseroan di Makasar yang meningkat menjadi 16% dari total penjualan 2017 dari sebelumnya hanya 5% dari total penjualan pada 2016. Hal ini sejalan dengan menurunnya proporsi penjualan perseroan di daerah Jakarta dan Surabaya.
“(peningkatan penjualan) Kita saat ini kan di Makassar. Kita masih mengharapkan ada peningkatan kontribusi di proyek Kalimantan maupun Sumatera yang mana tahun lalu belum terlalu berkontribusi,” kata Tulus.
Apalagi, kata Tulus jika melihat harga komoditas yang makin membaik. Sehingga menunjukan peningkatan aktivitas ekonomi di pulau-pulau penghasil komoditas yang pada akhirnya bisa berdampak pada peningkatan sektor properti. Adapun beberapa proyek andalan yang tengah dikerjakan Ciputra Development di daerah-daerah tersebut ialah Citra Garden Banjarmasin, Citraland Samarinda, dan Citraland Pontianak.
Selain itu, Tulus juga mengatakan perseroan saat ini tengah bersiap untuk meluncurkan proyek properti baru di Papua tahun ini.
Selain melakukan pengembangan di luar Pulau Jawa, strategi perseroan yang lain untuk meningkatkan kinerja adalah dengan masuk ke dalam pasar properti kelas menengah. Hal ini mulai terlihat dari tahun 2017 di mana 70% dari total penjualan merupakan penjualan properti kelas menengah dibandingkan dengan proporsi tahun-tahun sebelumnya yang masih 50%.
Oleh karena itu, Tulus menjelaskan kini perseroan sedang mencari proyek-proyek baru di kelas menengah karena pasar yang tengah tumbuh memang untuk properti dengan harga di bawah Rp 1 miliar. “Jadi kita mencari lahan atau partner untuk menyasar produk di bawa Rp 1 miliar,” kata Tulus
Capex 2018
Di sisi lain, Ciputra Development juga sudah menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk belanja modal. Tulus menjelaskan dana tersebut seluruhnya akan didanai melalui kas internal dan pembiayaan dari perbankan dengan komposisi 50:50.
Separo dari dana tersebut nantinya akan digunakan untuk belanja tanah seluas 100 hektar atau sejumlah Rp 750 miliar. Lahan tersebut akan menambah land bank perseroan yang kini memiliki luas 1.300 hektar. Sementara sebagian lainnya akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan Mall Citra Raya di Tangerang, Mall Extension di Surabaya, dan rumah sakit di Surabaya.
(hps) Next Article BEI: Ciputra Contoh Bagi Pengusaha Muda Indonesia
“Belum diaudit, tapi dari proyeksi kita (pendapatan) di 2017 flat dibandingkan 2016,” jelas Direktur Investasi dan Corporate Secretary Ciputra Development Tulus Santos di Bursa Efek Indonesia, Kamis (29/01/2018).
Tulus menjelaskan staganansi pendapatan perseroan pada 2017 disebabkan oleh adanya beberapa transaksi pembayaran yang bergeser ke tahun 2018. Namun disisi lain hal tersebut dapat mendongkrak pendapatan perseroan tahun ini sekitar 15%-20%.
Untuk itu, Tulus mengatakan perseroan akan mendorong beberapa proyek, terutama yang berlokasi di luar Pulau Jawa seperti Kota Makasar, Sumatera, dan Kalimantan. Ia menjelaskan ketika industri properti sedang lesu, pasar di Jakarta dan Surabaya paling terpengaruh. Namun, tidak demikian dengan pasar properti di daerah-daerah.
Misalnya proporsi penjualan perseroan di Makasar yang meningkat menjadi 16% dari total penjualan 2017 dari sebelumnya hanya 5% dari total penjualan pada 2016. Hal ini sejalan dengan menurunnya proporsi penjualan perseroan di daerah Jakarta dan Surabaya.
“(peningkatan penjualan) Kita saat ini kan di Makassar. Kita masih mengharapkan ada peningkatan kontribusi di proyek Kalimantan maupun Sumatera yang mana tahun lalu belum terlalu berkontribusi,” kata Tulus.
Apalagi, kata Tulus jika melihat harga komoditas yang makin membaik. Sehingga menunjukan peningkatan aktivitas ekonomi di pulau-pulau penghasil komoditas yang pada akhirnya bisa berdampak pada peningkatan sektor properti. Adapun beberapa proyek andalan yang tengah dikerjakan Ciputra Development di daerah-daerah tersebut ialah Citra Garden Banjarmasin, Citraland Samarinda, dan Citraland Pontianak.
Selain itu, Tulus juga mengatakan perseroan saat ini tengah bersiap untuk meluncurkan proyek properti baru di Papua tahun ini.
Selain melakukan pengembangan di luar Pulau Jawa, strategi perseroan yang lain untuk meningkatkan kinerja adalah dengan masuk ke dalam pasar properti kelas menengah. Hal ini mulai terlihat dari tahun 2017 di mana 70% dari total penjualan merupakan penjualan properti kelas menengah dibandingkan dengan proporsi tahun-tahun sebelumnya yang masih 50%.
Oleh karena itu, Tulus menjelaskan kini perseroan sedang mencari proyek-proyek baru di kelas menengah karena pasar yang tengah tumbuh memang untuk properti dengan harga di bawah Rp 1 miliar. “Jadi kita mencari lahan atau partner untuk menyasar produk di bawa Rp 1 miliar,” kata Tulus
Capex 2018
Di sisi lain, Ciputra Development juga sudah menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk belanja modal. Tulus menjelaskan dana tersebut seluruhnya akan didanai melalui kas internal dan pembiayaan dari perbankan dengan komposisi 50:50.
Separo dari dana tersebut nantinya akan digunakan untuk belanja tanah seluas 100 hektar atau sejumlah Rp 750 miliar. Lahan tersebut akan menambah land bank perseroan yang kini memiliki luas 1.300 hektar. Sementara sebagian lainnya akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan Mall Citra Raya di Tangerang, Mall Extension di Surabaya, dan rumah sakit di Surabaya.
(hps) Next Article BEI: Ciputra Contoh Bagi Pengusaha Muda Indonesia
Most Popular