
WSBP Optimistis Berpartisipasi Bangun Tol Probowangi
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
22 January 2018 17:58

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan bisa menyuplai beton precast untuk ruas tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) yang akan ditentukan pertengahan semester I 2018.
"Di awal ini yang kita tunggu (pertengahan) semester I itu Probowangi, nilainya sampai Rp 3 triliun. Tapi kan itu tidak langsung ya, dapatnya (dana) bertahap," kata Direktur Keuangan dan Risiko M. C. Budi Setyono di MNC Conference Hall, Senin (22/01/2018).
Lebih lanjut, Head of Investor Relation Waskita Beton Fathia Syafurah menjelaskan tender ruas tol ini masih dalam proses. Kini proses tender sedang dalam tahap finalisasi penentuan pemilik jalan tol. "Konsorsiumnya itu kan ada Jasa Marga, Waskita, dan Brantas. Nanti kalau itu sudah keluar pemenangnya baru mulai tender suplier beton nya di mana kita jadi salah satu peserta," jelas Fathia kepada CNBC Indonesia.
Fathia mengatakan, jika Waskita Toll Road yang adalah perushaan induk Waskita Beton memenangkan tender kontraktor tersebut. Maka Waskita Beton kemungkinan juga akan memenangkan tender sebagai suplier beton proyek tol tersebut.
Jika berhasil tembus, kontrak tersebut termasuk ke dalam target nilai kontrak baru perseroan pada 2018 senilai Rp 11,5 triliun. Sementara, Budi mengatakan, jumlah carryover dari tahun 2017 Waskita Beton mencapai Rp 13 triliun. Oleh karena itu total jumlah kontrak yang dibukukan Waskita Beton pada 2018 mencapai Rp 24,5 triliun.
Angka ini meningkat Rp 3,29 triliun dari nilai kontrak perseroan tahun lalu. Dalam paparannya, Budi menjelaskan tahun lalu jumlah kontrak yang berhasil dibukukan Waskita Beton ialah sebesar Rp 21,2 triliun yang terdiri dari Rp 10,2 triliun kontrak carry over dari 2016 dan Rp 11 triliun kontrak baru.
Lebih lanjut Budi memaparkan sembilan proyek yang akan dikerjakan perseroan tahun ini. Kesembilan proyek tersebut ialah ruas Tol Malang-Kepanjen, Tol Singasari-Batu, Tol Jakarta-Cikampek 2, Tol Yogya-Solo, LRT Jakarta, Tol Makasar-Marros, Tol Demak-Legundi, Tol Depok-Antasari, dan Tol Penajam-Balikpapan.
Adapun untuk ruas Tol Penajam-Balikpapan, Fathia menjelaskan perseroan akan menambahkan kapasitas produksi untuk proyek tersebut sebesar 200.000 ton menjadi 450.000 ton.
Peningkatan jumlah produksi tersebut tersebut mencakup target peningkatan produksi perseroan sebesar 500.000 ton-600.000 ton pada 2018 menjadi 3,75 juta ton.
Kebut Proyek
Merespons tahun politik, manajemen Waskita Beton tidak melihat dampak negatif kepada kinerja. Budi menjelaskan dampak yang paling terasa dari tahun politik biasanya adalah percepatan proses di lapangan.
"Masuk Pilkada justru proses di lapangan harus dipercepat. Mungkin pemerintah ingin memberikan bukti nyata pembangunan infrastruktur. Tinggal masalah tender baru karena 2018 belum mulai jadi belum kelihatan tapi kalau tahun yang lalu-lalu ya tender baru dipercepat," jelas Budi.
Ia menjelaskan pada tahun politik, proyek-proyek biasanya akan masuk pada awal tahun dan melambat seiring memasuki tengah dan akhir tahun. Namun, Budi meyakinkan hasil kinerja akhir tahun tidak akan terdampak negatif.
(hps) Next Article Belvin Sebut SWF Jadi Sentimen Super Positif Saham WSBP
"Di awal ini yang kita tunggu (pertengahan) semester I itu Probowangi, nilainya sampai Rp 3 triliun. Tapi kan itu tidak langsung ya, dapatnya (dana) bertahap," kata Direktur Keuangan dan Risiko M. C. Budi Setyono di MNC Conference Hall, Senin (22/01/2018).
Lebih lanjut, Head of Investor Relation Waskita Beton Fathia Syafurah menjelaskan tender ruas tol ini masih dalam proses. Kini proses tender sedang dalam tahap finalisasi penentuan pemilik jalan tol. "Konsorsiumnya itu kan ada Jasa Marga, Waskita, dan Brantas. Nanti kalau itu sudah keluar pemenangnya baru mulai tender suplier beton nya di mana kita jadi salah satu peserta," jelas Fathia kepada CNBC Indonesia.
Jika berhasil tembus, kontrak tersebut termasuk ke dalam target nilai kontrak baru perseroan pada 2018 senilai Rp 11,5 triliun. Sementara, Budi mengatakan, jumlah carryover dari tahun 2017 Waskita Beton mencapai Rp 13 triliun. Oleh karena itu total jumlah kontrak yang dibukukan Waskita Beton pada 2018 mencapai Rp 24,5 triliun.
Angka ini meningkat Rp 3,29 triliun dari nilai kontrak perseroan tahun lalu. Dalam paparannya, Budi menjelaskan tahun lalu jumlah kontrak yang berhasil dibukukan Waskita Beton ialah sebesar Rp 21,2 triliun yang terdiri dari Rp 10,2 triliun kontrak carry over dari 2016 dan Rp 11 triliun kontrak baru.
Lebih lanjut Budi memaparkan sembilan proyek yang akan dikerjakan perseroan tahun ini. Kesembilan proyek tersebut ialah ruas Tol Malang-Kepanjen, Tol Singasari-Batu, Tol Jakarta-Cikampek 2, Tol Yogya-Solo, LRT Jakarta, Tol Makasar-Marros, Tol Demak-Legundi, Tol Depok-Antasari, dan Tol Penajam-Balikpapan.
Adapun untuk ruas Tol Penajam-Balikpapan, Fathia menjelaskan perseroan akan menambahkan kapasitas produksi untuk proyek tersebut sebesar 200.000 ton menjadi 450.000 ton.
Peningkatan jumlah produksi tersebut tersebut mencakup target peningkatan produksi perseroan sebesar 500.000 ton-600.000 ton pada 2018 menjadi 3,75 juta ton.
Kebut Proyek
Merespons tahun politik, manajemen Waskita Beton tidak melihat dampak negatif kepada kinerja. Budi menjelaskan dampak yang paling terasa dari tahun politik biasanya adalah percepatan proses di lapangan.
"Masuk Pilkada justru proses di lapangan harus dipercepat. Mungkin pemerintah ingin memberikan bukti nyata pembangunan infrastruktur. Tinggal masalah tender baru karena 2018 belum mulai jadi belum kelihatan tapi kalau tahun yang lalu-lalu ya tender baru dipercepat," jelas Budi.
Ia menjelaskan pada tahun politik, proyek-proyek biasanya akan masuk pada awal tahun dan melambat seiring memasuki tengah dan akhir tahun. Namun, Budi meyakinkan hasil kinerja akhir tahun tidak akan terdampak negatif.
(hps) Next Article Belvin Sebut SWF Jadi Sentimen Super Positif Saham WSBP
Most Popular