
Anomali Bakrie Telecom: Utang Tambah 103%, Aset Jeblok
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 January 2018 19:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Mencermati laporan keuangan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), ada suatu anomali yang begitu menyita perhatian. Terhitung sejak 2010, utang menggelembung sebesar 103% menjadi Rp 14,5 triliun per akhir September 2017. Permasalahan sebenarnya bukan disitu, karena memang pembiayaan dengan utang merupakan hal sangat wajar.
Permasalahannya adalah total aset perusahaan justru terjun bebas. Pada akhir kuartal 3 tahun lalu, angkanya tercatat hanya sebesar Rp 926,8 miliar atau setara 8% dari posisi akhir 2010 yang senilai Rp 12,3 triliun.
Anjloknya aset perusahaan merupakan hasil dari ketidakmampuan mengoptimalkan utang dalam mendongkrak laba, salah satunya dipicu oleh melempemnya bisnis telekomunikasi berbasis Code-Division Multiple Access (CDMA). CNBC Indonesia mencatat bahwa 2010 merupakan tahun terakhir perusahaan mencatatkan laba operasional. Pada tahun-tahun berikutnya sampai dengan sembilan bulan pertama 2017, perusahaan terus menerus mencatatkan rugi.
Beban keuangan, termasuk bunga utang terus berjalan, tidak peduli perusahaan mencatatkan untung atau tidak. Akhirnya, aset perusahaan pun digerogoti untung melunasi pinjaman. Metode ‘gali lubang tutup lubang’ alias menerbitkan utang baru untuk melunasi utang lama pun menjadi alternatif lain yang diambil perusahaan.
Pada akhirnya, baik tidaknya pengunaan utang akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan meningkatkan pendapatan dan asetnya melalui utang tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Gali Lubang Tutup Lubang Bakrie Telecom Sampai Rp 14 T
Permasalahannya adalah total aset perusahaan justru terjun bebas. Pada akhir kuartal 3 tahun lalu, angkanya tercatat hanya sebesar Rp 926,8 miliar atau setara 8% dari posisi akhir 2010 yang senilai Rp 12,3 triliun.
![]() |
![]() |
Beban keuangan, termasuk bunga utang terus berjalan, tidak peduli perusahaan mencatatkan untung atau tidak. Akhirnya, aset perusahaan pun digerogoti untung melunasi pinjaman. Metode ‘gali lubang tutup lubang’ alias menerbitkan utang baru untuk melunasi utang lama pun menjadi alternatif lain yang diambil perusahaan.
Pada akhirnya, baik tidaknya pengunaan utang akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan meningkatkan pendapatan dan asetnya melalui utang tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Gali Lubang Tutup Lubang Bakrie Telecom Sampai Rp 14 T
Most Popular