
Tambah Modal, GMF AeroAsia Lepas Lagi 10% Saham ke Investor
Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 January 2018 18:05

Jakarta, CNBC Indonesia - PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI) akan melakukan penambahan modal perusahaan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non HMETD) sebanyak 10% dari total modal perusahaan saat ini.
Dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Sabtu (20/1/2018), permintaan persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi ini akan dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar perusahaan pada 6 Maret 2018.
Perusahaan baru saja mencatatkan sahamnya di pasar modal, dengan rencana awal melepaskan 30% sahamnya ke publik pada Oktober 2017 lalu. Namun, saat proses pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan baru mencatatkan 10,90% dari total saham yang rencananya akan dilepas. Sisa saham ini atau sebesar 20% direncanakan akan dilepas perusahaan kepada investor strategis.
GMF AeroAsia merupakan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang menjalankan usaha perawatan armada pesawat (maintenance), perbaikan (repair) dan overhaul. Klien-klien yang ditangani perusahaan merupakan maskapai perusahaan dalam negeri seperti milik Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air dan Lion Air.
Baru-baru ini perusahaan telah mendapatkan karpet merah untuk menggarap pasar Australia untuk proses maintenance. Selanjutnya, perusahaan juga berencana melebarkan sayapnya untuk menggarap pasar di kawasan Asia seperti di Korea Selatan dan Dubai.
Saat ini pemegang saham perusahaan adalah PT Garuda Indonesia sebesar 89,10% dan publik sebanyak 10,90%.
(dru) Next Article Anak Usaha Garuda Raih Kontrak Perawatan Pesawat Rp 42,7 M
Dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Sabtu (20/1/2018), permintaan persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi ini akan dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar perusahaan pada 6 Maret 2018.
Perusahaan baru saja mencatatkan sahamnya di pasar modal, dengan rencana awal melepaskan 30% sahamnya ke publik pada Oktober 2017 lalu. Namun, saat proses pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan baru mencatatkan 10,90% dari total saham yang rencananya akan dilepas. Sisa saham ini atau sebesar 20% direncanakan akan dilepas perusahaan kepada investor strategis.
Baru-baru ini perusahaan telah mendapatkan karpet merah untuk menggarap pasar Australia untuk proses maintenance. Selanjutnya, perusahaan juga berencana melebarkan sayapnya untuk menggarap pasar di kawasan Asia seperti di Korea Selatan dan Dubai.
Saat ini pemegang saham perusahaan adalah PT Garuda Indonesia sebesar 89,10% dan publik sebanyak 10,90%.
(dru) Next Article Anak Usaha Garuda Raih Kontrak Perawatan Pesawat Rp 42,7 M
Most Popular