DIM Target Rp 4 Triliun Tambahan AUM dari RDPT dan KIK EBA

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 January 2018 18:22
Jumlah turun dari capaian perusahaan di tahun sebelumnya.
Foto: ist


Jakarta, CNBC Indonesia - PT Danareksa Investment Management (DIM) menargetkan tambahan dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp 4 triliun dari Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Kontrak Investasi Kolektif Beragun Aset (KIK-EBA) tahun ini. Nilai tersebut turun dari capaian perusahaan di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5 triliun.

Direktur Utama DIM Marsangap P. Tamba mengatakan target yang tak berubah dari capaian perusahaan tahun lalu dikarenakan proses kesiapan produk alternatif berbasis project financing ini memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan produk reksa dana biasa.

"Produk alternatif yang sifatnya project financing itu tidak bisa cepat. Kalau reksa dana biasa itu kan bisa langsung jual story, masyarakat bisa langsung beli. Kalau ini kan ada due diligence project, meyakinkan investor besar untuk jangka panjang jadi prosesnya bisa cepet, bisa lama. Tergantung ketersediaan project juga," kata Marsangap di di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (17/1).

Sementara itu, untuk tahun ini perusahaan masih akan berfokus pada dua produk alternatif yang sama dengan tahun lalu. Salah satunya untuk mendukung program pemerintah dalam membiayai pembangunan infrastruktur.

"Tadi Pak Bambang (Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro) nantangin untuk tetap fokus support pemerintah. Tahun lalu cukup sukses sekuritisasi indonesia power, lalu ada beberapa rdpt yang diluncurkan. Tahun ini sepertinya sama akan support RDPT dan sekuritisasi," imbuh dia.

Tahun lalu perusahaan mengeluarkan dua produk reksa dana alternatif dengan underlying proyek infrastruktur pemerintah. Pertama, perusahaan mengeluarkan produk RDPT berkontribusi sebesar Rp 1 triliun dan produk KIK-EBA milik Indonesia Power senilai RP 4 triliun.

Nilai dari dua produk ini berkontribusi setengah dari total kenaikan AUM perusahaan di tahun lalu yang naik menjadi Rp 27,2 triliun dari perolehan perusahaan di 2016 yang sebesar Rp 18,70 triliun.

(hps/hps) Next Article Pemerintah Dorong MI Buat Produk Pembiayaan Infrastruktur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular