
Dana Kelolaan Industri Drop 3%, DIM: Tak Ada Rush Reksa Dana!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Danareksa Investment Management (DIM), perusahaan aset manajemen milik PT Danareksa (Persero), menegaskan belum terjadi penarikan dana secara besar-besaran atau rush alias redemption di industri reksa dana.
Presiden Direktur DIM, Marsangap P. Tamba mengakui ada penurunan dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) secara industri reksa dana karena terimbas dari terkoreksinya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Dana kelolaan ada dampak harga pasar, di industri bukan hanya unit yang terpengaruh, tapi IHSG turun dalam makanya nilainya value-nya jadi turun," kata Marsangap P. Tamba, dalam acara media gathering di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
DIM mencatat, pada periode Desember 2019 hingga Februari 2020, NAB atau asset under management (AUM) reksa dana di industri secara keseluruhan turun 3% dari Rp 541 triliun menjadi Rp 523 triliun.
![]() |
Penurunan terbesar terjadi di produk reksa dana saham dengan penurunan 13% dari dana kelolaan Rp 199 triliun menjadi Rp 173 triliun.
Sementara itu, pada periode yang sama, produk reksa dana saham yang dikelola DIM terkoreksi 12%, lebih dalam dari periode Desember - Januari dengan koreksi 5%.
Namun demikian, secara keseluruhan, total dana kelolaan DIM masih mengalami kenaikan 1% pada periode Desember - Februari.
"Sampai Februari, industri masih wait and see, belum ada indikasi nasabah rush," ujarnya.
Dia mengatakan, porsi investor ritel di Danareksa juga masih relatif kecil, yakni sebesar 15% sedangkan 85% digenggam investor institusi.
Bidik Dana Kelolaan Rp 37,4 T
Pada tahun ini, perseroan menargetkan dana kelolaan akan tumbuh 10% dari Rp 34 triliun menjadi Rp 37,4 triliun.
Marsangap menuturkan, pertumbuhan AUM itu akan ditopang dari produk alternatif yang akan diterbitkan pada tahun ini seperti penerbitan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) DINFRA yang rencananya akan diluncurkan semester pertama dan tiga produk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
![]() |
"RDPT jadi bagian driver growth kita tahun ini," katanya.
Adapun pada tahun ini perseroan juga telah meluncurkan satu produk RDPT untuk proyek properti anak usaha PT Hutama Karya (Persero) senilai Rp 330 miliar.
"Kita luncurkan 5 produk alternatif itu ya ticket size Rp 500 miliar per fund," tandasnya.
(tas/tas) Next Article Bunga Bank Turun, RD Pendapatan Tetap Lebih Menjanjikan
