Pemerintah Dorong MI Buat Produk Pembiayaan Infrastruktur

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 January 2018 18:40
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pastisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur dan mengurangi ketergantungan pembiayaan dari pemerintah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mendorong manager investasi (MI) membuat instrumen investasi dengan underlying proyek infrastruktur, baik yang akan dikerjakan (greenfield) maupun telah beroperasional (grownfield). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pastisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur dan mengurangi ketergantungan pembiayaan dari pemerintah.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan infrastruktur yang menelan dana dalam jumlah sangat besar tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, namun juga bisa dibiayai melalui partisipasi swasta dan investor melalui pembentukan instrumen-instrumen investasi yang dibuat oleh MI.

"Bisa bantu untuk membentuk instrumennya, terutama untuk project recycle. Bisa melalui direct equity participation," kata Bambang di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (17/1).

Menurut dia, beberapa produk yang bisa dimanfaatkan investor untuk berpartispasi dalam pembangunan infrastruktur seperti reksa dana penyertaan terbatas (RDPT), dana investasi infrastruktur berbentuk kontak investasi kolektif (DINFRA), perpetuity bonds, callable prefered stocks dan instrumen lainnya yang mendekati ekuitas.

Bambang mengatakan bahwa penyertaan dana pada proyek greenfield akan memberikan return yang besar, meski juga memiliki resiko yang tinggi pula. Berbeda dengan proyek grownfiled yang sudah menghasilkan pendapatan sehingga resiko investasinya juga lebih kecil.

"Ini peluang bagi BUMN, nanti hasil dari partisipasi investor baru di proyek ini bisa dipakai untuk investasi di tempat lain," lanjut dia.

Instrumen ini akan bisa menjadi instrumen investasi alternatif bagi pemilik dana jangka panjang di Indonesia, seperti Dana Pensiun, asuransi, BPJS dan Dana Haji. "Jadi tidak cuma beli bonds, menaruh uang di time deposite, atau perbankan. Sudah saatnya berpikir ke pasar modal dan sektor rill yaitu infrastruktur," imbuh dia.
(hps) Next Article DIM Target Rp 4 Triliun Tambahan AUM dari RDPT dan KIK EBA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular