Penerbangan dengan Turbulensi Paling Ngeri di Dunia Menurut Studi
Jakarta, CNBC Indonesia - Turbulensi merupakan hal umum yang terjadi saat penerbangan. Turbulensi terjadi karena arus udara yang kacau, seperti sungai atau gelombang tak terlihat di atmosfer, karena faktor-faktor seperti cuaca, pegunungan, atau arus jet.
Sebuah studi dari perusahaan pelacak turbulensi Turbli, meninjau data prakiraan turbulensi dari NOAA dan UK Met Office, untuk mengidentifikasi rute penerbangan paling tidak stabil di dunia.
Penerbangan dengan intensitas turbulensi paling tinggi di dunia adalah penerbangan antara Mendoza (Argentina) dan Santiago (Chili). Penerbangan tersebut memiliki tingkat disipasi pusaran (EDR) sebesar 24,684. EDR adalah pengukuran intensitas turbulensi.
Penerbangan selama satu jam itu melewati pegunungan Andes, yang memaksa udara naik, menciptakan gelombang dan arus yang menyebabkan turbulensi di langit. Efek pegunungan terhadap udara di atasnya bahkan memiliki julukan yang menakutkan: "gelombang gunung."
Di posisi kedua adalah penerbangan antara Cordoba, Argentina, dan Santiago, Chili.
Berikut adalah 10 penerbangan dengan intensitas turbulensi paling tinggi di dunia, seperti dikutip dari Travel + Leisure:
Here is the full rundown of the most turbulent flight routes in the world in 2024:
1. Mendoza (MDZ) - Santiago (SCL)
2. Cordoba (COR) - Santiago (SCL)
3. Mendoza (MDZ) - Salta (SLA)
4. Mendoza (MDZ) - San Carlos de Bariloche (BRC)
5. Kathmandu (KTM) - Lhasa (LXA)
6. Chengdu (CTU) - Lhasa (LXA)
7. Santa Cruz (VVI) - Santiago (SCL)
8. Kathmandu (KTM) - Paro (PBH)
9. Chengdu (CTU) - Xining (XNN)
10. San Carlos de Bariloche (BRC) - Santiago (SCL)
(hsy/hsy)