Viral Sosok Pengemis Terkaya, Punya Rp15 Miliar dan Senang Sedekah

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 30/10/2025 07:00 WIB
Foto: Bharat Jain (livemint.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di kota Mumbai, India yang sibuk dengan lalu lalang orang dan kendaraaan, pengguna jalan dapat dengan mudah melihat pengemis. Mereka meminta-minta di jalan raya, memohon belas kasihan dari orang lain. 

Siapa sangka, dari sejumlah pengemis yang bernampilan kumal, ada satu orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi menguntungkan. Dia adalah Bharat Jain, seorang yang mendeklarasikan diri sebagai pengemis terkaya di dunia. Bagaimana kisah hidupnya?

Perjalanan hidup Bharat Jain terbilang luar biasa. Terlahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas, ia tidak sempat menempuh pendidikan formal. Keterbatasan itu membuatnya sulit memperoleh pekerjaan tetap. Meski begitu, Jain justru berhasil mengubah nasib dirinya dan keluarganya lewat profesi yang tak lazim, menjadi pengemis.


Penghasilan harian dari mengemis 

Dilaporkan Financial Express, selama lebih dari 40 tahun, Jain mengandalkan mengemis sebagai sumber pendapatan utamanya. Penghasilan hariannya berkisar antara ₹2.000 hingga ₹2.500 atau sekitar (Rp375.000 hingga Rp450.000), tergantung lokasi dan kemurahan hati orang yang lewat. Bekerja 10 hingga 12 jam sehari tanpa istirahat, Jain telah membangun rutinitas yang menghasilkan pendapatan bulanan hingga ₹75.000 atau sekitar Rp14 juta. Kesuksesannya dalam mengemis membuat dia bisa menjalani kehidupan yang relatif mewah dibandingkan kebanyakan pengemis lainnya.

Bharat Jain diperkirakan berhasil mengumpulkan totak kekayaan dari Rs 7,5 crore atau sekitar Rp15 miliar.

Selama bertahun-tahun bekerja sebagai pengemis, Bharat Jain bisa mengumpulkan banyak uang untuk membeli berbagai barang dan aset. Ia memiliki apartemen dua kamar tidur di Mumbai dan memiliki dua toko yang dia sewakan.

Kedua putranya, yang bersekolah di sekolah bergengsi, telah menyelesaikan pendidikan mereka dan kini berkontribusi pada bisnis keluarga. Keluarga Jain mengelola toko alat tulis, yang semakin menambah pendapatan mereka.

Meskipun sukses secara finansial, keluarga Jain tidak selalu mendukung pilihannya untuk terus mengemis. Namun, ia tetap teguh pada keputusannya, "Saya senang mengemis, dan saya tidak ingin berhenti," ungkapnya, dikutip Economic Times. 

Senang bersedekah

Pendekatan Jain dalam mengemis terbilang unik, karena ia menegaskan bahwa ia mengemis bukan karena terpaksa, melainkan karena pilihan.

"Saya tidak serakah. Saya murah hati," ujar Jain dalam sebuah wawancara dengan Economic Times.

"Saya menyumbangkan uang ke kuil dan lembaga amal."

Tindakan filantropisnya menunjukkan kontras antara profesinya yang mengemis dan kekayaannya yang sesungguhnya. Terlepas dari kekayaan yang telah dikumpulkannya, Jain tetap mengemis, menganggapnya sebagai bagian dari gaya hidupnya, alih-alih sebagai tindakan putus asa.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Menurun, Produk Kesehatan Wanita Tetap Laku Keras