Ramai-Ramai Gen Z Beralih ke Profesi Jadul, Fenomena Apa?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 12/08/2025 07:00 WIB
Foto: Generasi Z China memegang sebuah melon di perkebunan. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah profesi yang dianggap jadul, seperti petani, kini bangkit lagi bahkan dicari oleh banyak Gen Z. Bahkan, laporan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum (WEF) menempatkan petani dan pekerja pertanian sebagai profesi dengan pertumbuhan tertinggi secara global hingga 2030.

Sektor pertanian diperkirakan akan membutuhkan tambahan 35 juta pekerja dalam lima tahun ke depan. Ini artinya, bukan tak mungkin profesi petani yang dianggap jadul akan kembali jadi primadona.

Apa yang membuat profesi petani akan tren lagi?


Menurut WEF, lonjakan kebutuhan pangan global dan ancaman krisis iklim menjadikan pertanian sebagai sektor yang sangat strategis yang kini mengalami kekurangan tenaga kerja muda.

Presiden World Farmers' Organisation, Arnold Puech Pays d'Alissac mengingatkan, dunia membutuhkan lebih banyak petani muda karena mayoritas petani yang ada saat ini sudah lansia.

"Banyak petani akan segera pensiun. Ini membuka peluang besar bagi generasi muda," ujarnya dalam wawancara di Forum Ekonomi Dunia di Davos dikutip dari World Economic Forum.

Permintaan pangan global terus meningkat, seiring prediksi populasi dunia yang mencapai puncaknya di angka 10,3 miliar jiwa pada 2080-an. World Resources Institute bahkan memperkirakan dunia harus menutup food gap sebesar 56% pada 2050 agar cukup memberi makan seluruh populasi.

Profesi jadul lain yang jadi tren baru

Pesatnya adopsi Artificial Intelegence (AI) telah mendorong puluhan ribu PHK di berbagai sektor. Mereka yang bekerja pada bidang tertentu di perkantoran mulai putar otak untuk mencari solusinya. Salah satunya adalah melakukan pekerjaan lama.

Sejumlah sekolah di Amerika Serikat (AS) diketahui mulai mengajarkan keahlian pertukangan hingga pengelasan. Namun pengajarannya agak berbeda dengan kemampuan di masa lalu. Profesi itu akan memanfaatkan perkembangan zaman dengan mesin berteknologi tinggi.

Konsultan pendidikan pemerintah bagian Wisconsin, John Mihm mengatakan AI jadi alasan ketertarikan pada keahlian pertukangan muncul lagi. Teknologi itu ditakutkan dapat menggantikan profesi para pekerja kantoran.

"Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini adalah pekerjaan dengan keahlian tinggi dan gaji tinggi sehingga menarik buat banyak orang, karena mereka langsung melakukan segalanya sendiri," kata Mihm.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kisah Marshel Widianto, Dulu Susah Kini Hidup Ala Rich People