Wilayah dengan Kasus ISPA Tertinggi karena Polusi: Bukan DKI

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
27 September 2023 14:40
Ini 7 Tanda Paru-Paru Kamu Sudah Rusak karena Polusi
Foto: Ilustrasi ISPA karena Polusi/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu kualitas udara yang semakin memburuk di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) akibat polusi udara masih menjadi sorotan utama masyarakat dalam beberapa waktu belakangan ini.

Hingga saat ini, DKI Jakarta sering disebut sebagai wilayah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Namun, faktanya ternyata tidak demikian.

Aplikasi penyedia data dan kualitas udara, Nafas Indonesia, baru saja merilis laporan studi gabungan bersama layanan telemedisin Indonesia, Halodoc, pada Selasa (26/9/2023). Hasilnya, Nafas dan Halodoc menemukan bahwa Kabupaten Bogor adalah wilayah dengan peningkatan kasus penyakit pernapasan tertinggi di Jabodetabek sepanjang Juni 2023 lalu.

Dokter melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pasien bergejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023). Tingginya angka polusi udara di Jakarta belakangan ini menyebabkan jumlah warga yang terinfeksi penyakit ISPA meningkat. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Dokter melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pasien bergejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Secara rinci, Kecamatan Sukaraja mengalami peningkatan kasus sebanyak 41 persen, diikuti oleh Kecamatan Babakan Madang sebanyak 39,1 persen, dan Kecamatan Cibinong sebesar 38,1 persen.

"Ternyata ada daerah di mana kasus penyakit pernapasan meningkat hingga 41 persen setiap kali PM2.5-nya naik 10 [mikrogram per meter kubik]. Ini terjadi di daerah Bogor," ujar Co-Founder Nafas Indonesia, Piotr Jakubowski, dalam diskusi media daring, Selasa (26/9/2023).

Lebih lanjut, Piotr mengatakan bahwa sepanjang Agustus 2023, wilayah Bogor menduduki posisi kedua setelah Tangerang Selatan sebagai daerah dengan kualitas udara terburuk. Menurutnya, pembakaran sampah adalah salah satu pemicu utama tingginya tingkat polusi udara di Bogor.

"Ada kesalahpahaman bahwa daerah yang ada banyak pohon [seperti Bogor] itu memang kualitas udaranya bagus. Kenapa salah paham? Kalau kita fokus pada polusi partikel PM2.5, pohon tidak bisa menyaring polusi PM2.5," jelas Piotr.

"Berdasarkan data dari Nafas, ternyata peningkatan jumlah jam [udara] tidak sehat di Bogor dari Juli ke Agustus meningkat hampir 50 persen. Di daerah Jabodetabek itu memang tertinggi. Kalau dari ranking selama Agustus, Bogor lebih tinggi dari DKI Jakarta," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Piotr mengungkapkan bahwa pada periode Juni-Agustus 2023, laporan kasus penyakit pernapasan di aplikasi Halodoc secara keseluruhan meningkat sebesar 34 persen akibat kenaikan polusi PM2.5 sebesar 10 mikrogram per meter kubik.

"Setiap kali PM2.5 naik sebesar 10, jumlah kasus penyakit pernapasan meningkat hingga 34 persen di aplikasi Halodoc. Itu terjadi di bulan Juni 2023 kemarin," ujar Piotr.

Piotr menyebutkan, jenis penyakit pernapasan yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia dan diadukan melalui Halodoc adalah rhinitis (peradangan saluran hidung), bronkitis (peradangan atau iritasi di saluran bronkus), influenza, asma, hingga sinusitis.

"Dalam kurun waktu tiga sampai 13 jam, kasus sinusitis itu bisa naik hampir 300 persen. Kalau asma dalam 48 jam itu bisa naik sampai 500 persen. Bronkitis dalam 48 jam bisa naik sampai 500 persen," papar Piotr.

"Jadi memang membuktikan bahwa ada korelasinya PM 2.5 dan tingginya polusi udara dengan kasus penyakit pernafasan yang akut dalam kurun waktu di bawah 48 jam," lanjutnya.

Adapun, sebagian besar peningkatan kasus penyakit pernapasan didominasi oleh kelompok sensitif yang berusia di bawah enam tahun, enam hingga 17 tahun, dan di atas 55 tahun.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Kena ISPA, Kenali Gejala & Cara Pengobatannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular