Studi: Terlalu Dini Bermain Gadget, Efek Ngeri Intai si Kecil

Rindi Salsabilla Putri, CNBC Indonesia
30 March 2023 20:45
(Photo by Matt Cardy/Getty Images)
Foto: Getty Images/Matt Cardy

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah bukan rahasia lagi, paparan radiasi layar gawai (gadget), seperti telepon pintar (smartphone), tablet, televisi, dan permainan video terhadap anak sejak usia dini dapat berdampak negatif bagi perkembangan sosial anak. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), radiasi gadget sangat berisiko terhadap perkembangan otak dan sistem imun anak.

Berkaitan dengan hal tersebut, dilansir dari The Korea Herald, studi yang dipimpin oleh profesor di Departemen Kedokteran Anak dan Remaja Universitas Hallym Kim Sung-koo menunjukkan, 95,8 persen anak di bawah usia dua tahun mengalami perlambatan tumbuh kembang akibat sering menghabiskan waktu untuk bermain gadget.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan antara 2013 dan 2019 terhadap 197 anak itu, 96 anak dilaporkan harus menjalani perawatan karena cacat perkembangan. Sementara itu, 101 sisanya tidak harus dirawat.

Penelitian tersebut juga menyebutkan, sekitar 55 persen orang tua anak dengan perkembangan terhambat atau orang tua/ pasangan bekerja yang mengizinkan bermain gadget mengalami depresi atau masalah kesehatan lainnya. 

Hampir 27 persen orang tua mengaku, mereka menggunakan gadget sebagai 'alat' untuk mengatasi sikap tantrum anak mereka. Sementara itu, orang tua lain menjawab, mengizinkan menggunakan gadget untuk membuat anak-anak mereka sibuk atau terhibur.

Akibat semakin banyaknya kasus gangguan spektrum autisme yang ditemukan akibat paparan layar dan perangkat pada anak usia dini, penelitian ini menyarankan orang tua untuk membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak mereka menggunakan gadget.

"Terpapar media di usia muda menghambat kreativitas serta (waktu) bermain dan berinteraksi dengan orang tua," kata Kim, dikutip Kamis (30/3/2023).

Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk menghindari risiko terlambatnya tumbuh kembang anak akibat gadget adalah menerapkan aturan screen time.

Screen time adalah jumlah waktu interaksi dengan layar gawai.

Lalu, bagaimanakah aturan menerapkan screen time untuk anak usia balita?

Berikut panduannya menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):

Bayi (kurang dari 1 tahun)

WHO tidak merekomendasikan screen time pada bayi usia di bawah satu tahun. Sebagai gantinya, WHO menyarankan orang tua untuk sering melakukan aktivitas fisik dengan anak, seperti permainan interaktif di lantai. Pada anak yang belum dapat berpindah tempat, tummy time atau posisi tengkurap selama 30 menit bisa dijadikan pilihan.

Selain itu, orang tua diminta untuk tidak 'mengekang' bayi selama lebih dari satu jam per hari, seperti digendong, diletakkan di kereta dorong, atau duduk di kursi tinggi. Saat si kecil sedang diam, WHO menyarankan orang tua atau pengasuh membacakan dongeng untuknya.

Bagi bayi sampai usia tiga bulan, dianjurkan untuk memiliki waktu tidur selama 14-17 jam per hari termasuk tidur siang. Sementara, untuk usia empat sampai sebelas bulan adalah 12-16 jam.

Anak Usia 1-2 Tahun

Sampai anak berusia satu tahun, WHO masih belum merekomendasikan orang tua untuk memberikan screen time.

Namun, anak usia dua tahun diperbolehkan untuk screen time maksimum satu jam per hari. WHO lebih menganjurkan orang tua untuk mengajak anak beraktivitas setidaknya selama tiga jam, semakin lama semakin baik.

Bila tidak sedang beraktivitas intensitas sedang atau kuat, mengajak anak untuk membaca dongeng bersama sangat direkomendasikan.

Perihal waktu tidur, WHO menyarankan selama 11-14 jam termasuk tidur siang.

Anak Usia 3-4 Tahun

Sama seperti anak dua tahun, anak berusia tiga sampai empat tahun pun hanya diperbolehkan untuk screen time tidak lebih dari satu jam per hari. WHO meminta orang tua untuk mendorong anak agar beraktivitas total 180 menit, termasuk 60 menit aktivitas intensitas sedang hingga kuat.

Anak-anak berusia ini disarankan untuk mendapatkan 10 sampai 13 jam waktu tidur termasuk tidur siang.

Melansir dari Healthline, sebelum memberikan screen time kepada anak, orang tua harus meninjau terlebih dahulu konten yang akan disaksikan anak, menonton konten bersama anak sebagai bentuk pengawasan, mendiskusikan kepada anak terkait apa yang ditonton, memberikan tayangan yang bersifat mendidik, dan mengajarkan tentang privasi serta keamanan internet.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular