Iran vs AS, Lebih Sering Adu Senjata Dibanding Adu Penalti

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim nasional (timnas) sepak bola Iran dan Amerika Serikat (AS) akan saling berhadapan di stadion Al Thumama, Doha, Rabu dini hari nanti. Perseteruan panjang kedua negara membuat pertemuan dini hari nanti membangkitkan rivalitas yang lebih panas di luar sepak bola.
Sejak Piala Dunia bergulir pada 1930 atau 92 tahun lalu, Iran dan AS hanya pernah mencicipi persaingan di lapangan sekali, yakni pada Piala Dunia 1998.
Pada pertemuan tersebut, Iran mengalahkan AS dengan skor 2-1 di babak penyisihan grup. Kedua negara sama-sama gagal maju ke 16 besar.
Hubungan kedua negara yang tidak akur juga membuat mereka jarang menggelar pertandingan persahabatan.
Kedua tim hanya sekali menggelar pertandingan persahabatan pada Januari 2000 dengan skor akhir 1-1. Di luar dua pertandingan tersebut, tim Melli-julukan Iran- dan Star Stripes-juluka AS-tidak pernah berhadap-hadapan di lapangan sepak bola.
Namun, lain cerita di medan perang ataupun peta politik dunia.
Kedua negara memiliki catatan panjang yang diwarnai dengan ketegangan, aksi boikot ekonomi, kecaman, revolusi besar-besaran, kasus pembunuhan, hingga saling serang senjata secara terbuka.
Hubungan AS dan Iran sebenarnya sangat manis sebelum 1950 atau saat Iran masih berbentuk monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlevi.
Hubungan keduanya memanas sejak 1950. Persoalan bermula dari niat Perdana Menteri Iran saat itu Mohammad Mossadeq yang hendak melakukan nasionalisasi tambang minyaknya.
Inggris dan AS yang melihat itu sebagai ancaman kemudian mendukung Mohammad Reza Shah sebagai pemimpin baru pada 1953. Nyatanya, pemerintahan baru yang dekat dengan AS tersebut tidak disenangi rakyatnya.
Muncullah kemudian rival baru Reza Shah yakni Ayatollah Khomeini. Namun, Khomeini kemudian diasingkan. Revolusi Iran pun kemudian meledak pada 1979 dan Ayatollah Khomeini kembali ke negaranya dan membentuk Negara Islam.
Hubungan keduanya memanas setelah 52 warga AS disandera mahasiswa bersenjata pendukung Khomeini selama 444 hari pada November 1979.
Persaingan Iran-Amerika kembali memanas setelah perang Irak-Iran meletus pada September 1980. Iran menuduh AS mendukung Irak dengan mengirimkan bantuan senjata.
Di tengah suasana perang, pada awal Juli 1988, kapal penjelajah rudal milik Angkatan Laut Amerika Serikat menembak jatuh pesawat sipil Iran Air Flight yang terbang di atas Selat Hormuz, antara Teluk Oman dan Persia. Sebanyak 290 orang tewas karena insiden tersebut. AS berdalih salah mengidentifikasi pesawat komersial tersebut sebagai pesawat jet tempur.