Pemain Bola Iran Ditangkap, Dituduh Merusak Reputasi Timnas

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
25 November 2022 12:58
Voria Ghafouri dari Esteghlal mengontrol bola selama pertandingan Liga Pro Teluk Persia antara Esteghlal dan Padideh FC di Stadion Azadi pada 21 Juni 2021 di Teheran, Iran. (Mohammad Karamali/DeFodi Images via Getty Images)
Foto: Voria Ghafouri dari Esteghlal mengontrol bola selama pertandingan Liga Pro Teluk Persia antara Esteghlal dan Padideh FC di Stadion Azadi pada 21 Juni 2021 di Teheran, Iran. (File Dok. Getty Images/DeFodi Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan keamanan Iran menangkap salah satu pemain sepakbola paling terkenal di negara itu pada Kamis (25/11/2022). Pesepakbola tersebut dituduh menyebarkan propaganda melawan rezim dan berusaha merusak tim nasional Piala Dunia.

Menurut laporan The Guardian, pemain sepakbola yang ditangkap adalah Voria Ghafouri, mantan anggota tim sepak bola nasional dan pernah menjadi kapten klub Teheran Esteghlal. Dia secara terang-terangan mengatakan kepada pemerintah di media sosial untuk berhenti membunuh orang Kurdi. Ghafouri ditahan setelah sesi latihan dengan klubnya, Foolad Khuzestan, dengan tuduhan "menodai reputasi tim nasional dan menyebarkan propaganda melawan negara," kata kantor berita Fars.

Penahanan ini terjadi jelang laga Iran melawan Wales pada Jumat (25/11/2022). Tim Iran sendiri sudah terlibat dalam kontroversi setelah menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan melawan Inggris. Dan penangkapan Ghafouri kemungkinan merupakan sebuah peringatan kepada para pemain untuk tidak mengulangi protes mereka.

Seorang politisi mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah membiarkan siapapun menghina lagu kebangsaan negaranya. Demikian pula dengan Ketua Dewan Kota Teheran, Mehdi Chamran yang mendukung pernyataan tersebut.

"Kami tidak akan pernah membiarkan siapapun menghina lagu kebangsaan dan bendera kami. Peradaban Iran memiliki sejarah beberapa ribu tahun, peradaban ini setua total peradaban Eropa dan Amerika," tegas Mehdi Chamran, Selasa (22/11/2022).

Sementara itu, salah satu anggota parlemen konservatif di Kurdistan menyerukan agar timnas digantikan oleh pemuda setia dan revolusioner yang bersedia menyanyikan lagu kebangsaan mereka.

David E. Guinn, seorang profesor penelitian hukum internasional dan hak asasi manusia Universitas Albany, mengatakan konsekuensi tidak hanya bisa diberikan kepada para pemain Iran, tetapi juga keluarga mereka

 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Super Mewah, 8 Stadion yang Dipakai untuk Piala Dunia Qatar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular