4 Kontroversi Piala Dunia di Qatar, dari Alkhohol sampai LGBT

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
22 November 2022 12:05
The Al-Bayt Stadium in al-Khor is pictured on November 12, 2022, ahead of the Qatar 2022 FIFA World Cup football tournament. (Photo by Gabriel BOUYS / AFP) (Photo by GABRIEL BOUYS/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/GABRIEL BOUYS

Jakarta, CNBC Indonesia - Qatar mencatatkan sejarah sebagai negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tahun ini akan menjadi event pertama Piala Dunia yang digelar pada akhir tahun atau menjelang musim dingin demi menghindari cuaca panas esktrem khas Timur Tengah.

Di tengah gegap gempita turnamen empat tahunan tersebut, ada banyak kontroversi yang menyelimutinya. Kontroversi ini antara lain berkaitan dengan adat istiadat serta kultur yang dianut Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.

Berikut adalah sejumlah kontroversi yang menyelimuti Piala Dunia 2022 di Qatar:

1. Larangan penjualan bir secara mendadak

Sepi penonton pada pertadingan perdana grup A Piala Dunia antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu, (20/11/2022). (AP/Hassan Ammar)Foto: Sepi penonton pada pertadingan perdana grup A Piala Dunia antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu, (20/11/2022). (AP/Hassan Ammar)

Hanya selang dua hari sebelum pembukaan Piala Dunia pada Minggu (20/11/2022), Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengumumkan larangan penjualan minuman beralkohol di semua stadion. Pengumuman tersebut dikeluarkan FIFA setelah berdiskusi dengan Qatar selaku tuan rumah yang memiliki aturan ketat terkait alkohol.

Sebelumnya, Budweiser, salah satu sponsor utama Piala Dunia, memiliki hak eksklusif untuk melakukan penjualan produk birnya, AB InBev, di sekitar stadion, yaitu pada tiga jam sebelum dan satu jam setelah setiap pertandingan.

Namun, kebijakan tersebut akhirnya direvisi setelah adanya negosiasi panjang antara Presiden FIFA, Gianni Infantino; Budweiser; dan Eksekutif Komite Tertinggi Qatar. Meskipun demikian, Budweiser akan tetap diizinkan menjual bir beralkohol di zona FIFA FAN Fest di pusat Kota Doha. Penjualan juga bisa dilakukan di tempat hiburan yang sudah ditentukan.

2. Ancaman terhadap kelompok LGBT

LGBT dan seks di luar pernikahan dianggap sebagai sebuah kejahatan menurut aturan Qatar yang diancam hukuman pidana. Hal ini menjadi perhatian serius sejumlah penggemar sepakbola dunia, terutama di Eropa, yang lantang menyuarakan hak-hak kelompok LGBT. Sebagian dari mereka mengaku batal menonton secara langsung di Qatar karena merasa tidak aman. 

Tim nasional dari negara-negara Eropa yang berkompetisi Piala Dunia 2022 sempat berencana mengenakan armband dengan logo "OneLove" untuk mendukung hak-hak LGBTQ selama turnamen, namun mereka mengurungkan niat tersebut setelah mendapat peringatan dari FIFA bahwa mereka bisa dihukum.

3. Isu pelanggaran HAM pekerja migran

Sejumlah media juga melaporkan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan pekerja migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia. Laporan CNN menyebut bahwa seorang pekerja migran asal Nepal dengan nama samaran Kamal belum mendapatkan bonus yang dijanjikan dan bahkan dijebloskan ke penjara untuk alasan yang tidak jelas.

"Saya tidak diberitahu mengapa saya ditangkap. Orang-orang hanya berdiri di sana ... ada yang berjalan dengan belanjaan mereka, ada yang hanya duduk di sana sambil merokok ... saya ditangkap tanpa tahu apa yang terjadi," kata dia. 

Meski demikian, otoritas Qatar sendiri membantah laporan tersebut.

Seorang pejabat pemerintah Qatar mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan: "Setiap klaim bahwa pekerja dipenjara atau dideportasi tanpa penjelasan itu tidak benar. Tindakan hanya diambil dalam kasus yang sangat spesifik, misalnya jika seseorang berpartisipasi dalam kekerasan."

Sementara itu, The Guardian melaporkan tahun lalu bahwa 6.500 pekerja migran Asia Selatan telah meninggal di Qatar sejak negara itu dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2010, sebagian besar terlibat dalam pekerjaan bergaji rendah dan berbahaya, yang sering dilakukan dalam suhu yang sangat panas.

4. Diboikot selebriti dunia

Karena sejumlah kontroversi tersebut, selebriti dunia seperti Shakira hingga Dua Lipa dilaporkan melakukan boikot secara diam-diam.

Sebelumnya, Shakira dijadwalkan untuk tampil dalam pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar, tetapi berubah pikiran pada menit terakhir. Menurut kantor berita Spanyol El Programa de Ana Rosa, pembawa acara Adriana Dorronsoro mengatakan: "Sudah dikonfirmasi kepada saya bahwa Shakira tidak akan tampil pada upacara pembukaan, tetapi mereka tidak mau mengatakan apakah Shakira akan memiliki peran lain sepanjang Piala Dunia."

Diva pop asal Kolombia ini sebelumnya tampil di tiga upacara pembukaan Piala Dunia pada 2006 (Jerman), 2010 (Afrika Selatan) dan 2014 (Brasil).


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fans Bola Wajib Tahu! Ini Aturan Nonton Piala Dunia di Qatar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular