Internasional

Kabar Baik Olimpiade Tokyo, Penonton Boleh Nonton Tapi...

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
22 June 2021 10:43
Greek Evzones guards stand next to Japan, Olympic and Greece flags, from left, during the flame lighting ceremony at the closed Ancient Olympia site, birthplace of the ancient Olympics in southern Greece, Thursday, March 12, 2020, 2020. Greek Olympic officials are holding a pared-down flame-lighting ceremony for the Tokyo Games due to concerns over the spread of the coronavirus. Both Wednesday's dress rehearsal and Thursday's lighting ceremony are closed to the public, while organizers have slashed the number of officials from the International Olympic Committee and the Tokyo Organizing Committee, as well as journalists at the flame-lighting. (AP Photo/Yorgos Karahalis)
Foto: Upacara penerangan api di situs Olympia Kuno yang ditutup, tempat kelahiran Olimpiade kuno di Yunani selatan, Kamis (12/3/2020). (AP Photo/Yorgos Karahalis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelenggara Olimpiade Tokyo akan mengizinkan penonton untuk hadir secara langsung. Namun, pejabat panitia penyelenggara dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan mereka yang boleh meyaksikan langsung pertandingan hanya penonton lokal.

Bukan hanya itu, jumlah penonton juga dibatasi 50% dari kapasitas. Secara maksimum, hanya 10.000 orang yang bisa menonton semua pertandingan di olimpiade tersebut.

Keputusan itu diumumkan setelah hasil pembicaraan Five Party dengan sejumlah pihak, Meliputi Komite Olimpiade Internasional, Komite Paralimpiade Internasional, pemerintah Jepang dan pemerintah metropolitan Tokyo.

Pejabat mengatakan penggemar lokal akan berada di bawah aturan ketat. Mereka, yang memegang 3,7 juta tiket, tidak boleh bersorak, wajib memakai masker, dan disuruh langsung pulang setelahnya.

Kendati demikian, keputusan itu bertentangan dengan saran dari penasihat medis terkemuka Jepang Dr. Shigeru Omi. Ia tetap merekomendasikan bahwa cara paling aman untuk menyelenggarakan olimpiade adalah tanpa penonton.

Mengutip CNBC International, Omi sebelumnya sempat mengatakan bahwa tidak tepat untuk mengadakan olimpiade selama pandemi. Kehadiran penggemar di venue menimbulkan risiko penyebaran infeksi Covid-19, karena menyebabkan lebih banyak sirkulasi di kereta komuter, di restoran, dan ruang publik lainnya.

Tokyo dan daerah lain berada di bawah status kuasi-darurat hingga 11 Juli. Negara itu tengah memerangi gelombang keempat pandemi Covid-19 sejak delapan minggu tatkala gaung pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020.

Olimpiade Tokyo sendiri, akan digelar 23 Juli 2021. Namun Perdana Menteri Yoshihide Suga, mengatakan bahwa dia akan melarang penonton jika kondisinya berubah.

"Jika keadaan darurat diperlukan, saya akan fleksibel dan terbuka untuk tidak ada penonton guna mencapai bahwa permainan memberikan prioritas utama pada keselamatan dan keamanan bagi orang-orang," kata Suga.

"Dalam keadaan darurat, sangat mungkin ... untuk (permainan) yang aman dan terjamin, saya tidak akan ragu untuk tidak memiliki penonton."

Dalam jajak pendapat baru-baru ini, dukungan tampaknya meningkat untuk mengadakan olimpiade meskipun oposisi juga kuat.Jajak pendapat surat kabar Asahi pada 19-20 Juni ke 1.500 orang menunjukkan 62% suara mendukung penundaan atau pembatalan pertandingan.

Tetapi sekitar sepertiga, mendukung penyelenggaraan olimpiade. Ini naik dari 14% di bulan Mei dalam jajak pendapat yang sama.

Dalam survei yang sama, 83% mengatakan mereka "merasa tidak nyaman" bahwa Olimpiade dapat menyebarkan virus.Jajak pendapat mengatakan 53% tidak menginginkan penggemar dan 42% mengatakan kehadiran harus dibatasi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hampir Seluruh Warga Jepang Minta Olimpiade Tokyo 2021 Batal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular