Anda Kerja Tak Kenal Waktu? WHO: Risiko Stroke & Jantung!

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
19 May 2021 14:23
Beautiful stylish groom's cufflinks on the shirt
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis sebuah penelitian tentang waktu bekerja. WHO menilai, bekerja dalam waktu yang panjang bisa membunuh ratusan ribu orang setiap tahunnya.

Bahkan, hal tersebut bisa terus meningkat di tengah pandemi Covid-19. Ini tercatat dalam sebuah studi global yang dipublikasikan dalam jurnal Environment International tentang hilangnya nyawa lantaran jam kerja yang lebih panjang.

Studi tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 745.000 orang meninggal karena stroke dan penyakit jantung, berkaitan dengan jam kerja yang panjang pada 2016 lalu. Angka tersebut meningkat hampir sebesar 30% dari tahun 2000.

"Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya untuk kesehatan yang serius," kata direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim, dan Kesehatan WHO Maria Neira, dikutip Reuters, Rabu (19/5/2021).

"Yang ingin kami lakukan dengan informasi ini adalah mempromosikan lebih banyak tindakan dan lebih banyak perlindungan terhadap pekerja," lanjutnya.

Selain itu, studi bersama yang dilakukan WHO dan Organisasi Perburuhan Internasional telah menunjukkan bahwa sebagian besar korban adalah laki-laki yang berusia paruh baya atau lebih. Seringkali, kematian terjadi jauh setelah masa bekerja daripada saat masih bekerja.

Itu juga menunjukkan bahwa orang yang tinggal di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat, atau wilayah yang ditentukan WHO mencankup China, Jepang, dan Australia, menjadi wilayah yang paling terpengaruh.

Berdasarkan penelitian yang mengambil data dari 194 negara ini mengatakan bahwa bekerja selama 55 jam atau lebih dalam seminggu bisa dikaitkan dengan beberapa penyakit.

Misalnya seperti risiko stroke yang 35% lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik 17% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja 35-40 jam per pekan.

Jumlah tersebut belum termasuk jam kerja di era pandemi Covid-19 ini. Para pejabat WHO mengatakan pandemi mungkin sudah meningkatkan risikonya.

"Pandemi mempercepat perkembangan yang dapat mendorong tren peningkatan waktu kerja,"

Menurut petugas teknis WHO, Frank Pega,jam kerja yang dibatasi akan bermanfaat bagi perusahaan. Sebab, telah terbukti bisa meningkatkan produktivitas para pekerja.

"Ini benar-benar pilihan yang cerdas untuk tidak menambah jam kerja panjang dalam krisis ekonomi," pungkasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes BGS Bakal Temui WHO Bulan Ini, Mau Bahas Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular