Jakarta, CNBC Indonesia - Como 1907, klub sepakbola Italia, memastikan diri 'naik kelas' dari kompetisi Serie C ke Serie B musim depan. Klub berjuluk I Lariani itu menjadi juara Grup A.
Liga Italia Serie C dibagi menjadi tiga grup, masing-masing diisi oleh 20 klub. Juara dari setiap grup otomatis promosi ke Serie B dan satu tempat lagi diperebutkan tiga runner-up dengan sistem play-off.
Akhir pekan lalu, Como menjamu klub peringkat dua di Serie C Grup A, Alessandria. Hasilnya, Como menang dengan skor 2-1 berkat brace dari Alessandro Gabrielloni.
Kini Serie C Grup A sudah memainkan 37 pertandingan, berarti tinggal tersisa satu laga lagi untuk menutup musim 2020/2021. Como berada di peringkat teratas dengan koleksi 72 poin, berselisih empat angka dari Alessandria. Apapun yang terjadi, perolehan angka Como tidak terkejar sehingga sah menjadi juara Serie C Grup A.
Como adalah klub yang punya hubungan erat dengan Indonesia. Pada 2019, Sent Entertaiment Ltd mengambil alih Como. Sent Entertainment dikendalikan oleh duo pengusaha asal Indonesia, Robert Budi Hartono dan Robert Wijaya Suwanto.
Nama Robert tentu tidak asing. Bersama adiknya, Michael Bambang Hartono, mereka adalah orang terkaya se-Indonesia Raya. Forbes menaksir kekayaan pemilik Grup Djarum itu bernilai US$ 38,8 miliar (Rp 562,17 triliun dengan asumsi US$ 1 setara Rp 14.489 seperti kurs tengah Bank Indonesia 26 April 2021).
Como bukan satu-satunya klub sepakbola Eropa dengan warna Indonesia. Di Inggris, setidaknya ada dua klub dengan 'darah' Indonesia yaitu Oxford United dan Tranmere Rovers.
Halaman Selanjutnya --> Erick Thohir Siap Caplok Oxford United?
Sebagian saham Oxford United dimiliki oleh pengusaha nasional yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick masuk ke Oxford United setelah melepas seluruh sahamnya di klub calon juara Liga Italia Serie A musim 2020/2021, Inter Milan, ke Suning Group (China).
Pada November 2018, Erick masuk menjadi salah satu anggota dewan direksi The Ox. Namun Erick mundur dari posisi tersebut pada Oktober 2019 karena terpilih sebagai salah satu pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Oxford Unted adalah klub sepakbola yang sangat spesial. Sulit untuk menulis surat pengunduran diri, terutama saat tim menunjukkan performa apik. Namun saya bangga mendapat kepercayaan dari negara sehingga saya dengan sangat menyesal saya tidak bisa lagi menjadi anggota dewan direksi. Saya akan terus memantau perkembangan tim dan semoga bisa meluangkan waktu untuk menyaksikan pertandingan," sebut Erick dalam keterangan resmi di situs Oxford United.
Namun masih ada nama orang Indonesia di dewan direksi klub. Anindya Bakrie menggantikan posisi Erick sampai saat ini.
"Saya mencintai kota Oxford dan tertantang saat Tiger (sapaan akrab Sumrith Thanakarnjanasuth, pengusaha Thailand pemlik Oxford United) memaparkan rencananya bagi Oxford United. Saya menyaksikan pertandingan Piala FA melawan Brenford, dan tim ini punya semangat juang sangat tinggi serta didukung penuh oleh para suporter. Hari itu, saya tahu bahwa saya ingin ikut serta," papar Anin, sapaan akrab Anindya Bakrie, di keterangan resmi klub.
Kisah orang-orang Indonesia di Oxford United tidak selesai sampai di situ. Mengutip Oxford Mail, Erick dikabarkan memimpin korsorsium untuk membeli 51% saham Oxford United. Namun sejauh ini belum ada perkembangan baru.
Oxford United saat ini berlaga di League One, dua setrip di bawah Liga Primer Inggris. Pada musim 2020/2021, Matt Taylor dan kolega sudah memainkan 44 pertandingan dan berada di peringkat lima dengan perolehan 68 angka.
Dua tim teratas di League One akan mendapat 'boarding pass' ke Championship Division. Sementara tim peringkat 3-6 menjalani play-off memperebutkan satu tiket tersisa.
Jadi, peluang Oxford United untuk promosi ke Championship Division masih terbuka. Dalam hal prestasi, tim ini bisa bersaing dengan klub milik Djarum di Negeri Spageti.
Halaman Selanjutnya --> Ada Klub Keluarga Wanandi di Inggris
Klub Inggris lain yang juga bercorak Indonesia adalah Tranmere Rovers. Klub ini bertetangga dengan dua tim Liga Primer, Liverpool dan Everton.
Pada September 2019, investor asal Indonesia masuk ke Tranmere sebagai pemilik saham. Santini Group, salah satu unit usaha milik keluarga Wanandi, resmi menjadi pemilik saham walau porsinya minoritas.
"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa klub sudah mencapai kesepakatan dengan investor dari luar, Santini Group. Dengan demikian, mereka akan memiliki saham minoritas di Tranmere Rovers," katar Mark Palios, Chairman Tranmere, seperti dikutip dari siaran tertulis klub.
Pendanaan awal dari Santini Group akan digunakan untuk beberapa proyek yang dijalankan oleh Tranmere. Mulai dari penguatan sinyal wi-fi di stadion, serta pengembangan kawasan akademi klub. Santini Group juga akan mengembangkan brand Tranmere di level internasional, termasuk Asia.
"Santini Group adalah salah satu bisnis besar yang berkantor pusat di Indonesia. Grup ini memiliki investasi di berbagai bidang seperti otomotif, real estat, jasa keuangan, dan infrastruktur. Grup ini dijalankan oleh tiga bersaudara, Wandi, Lukito, dan Paulus Wanandi," tambah Palios.
Wandi, Lukito, dan Paulus adalah putra dari pengusaha senior Sofjan Wanandi. Sofjan, yang cukup lama menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), juga sempat menjadi staff wakil presiden pada 2014-2019.
Saat ini Tranmere bermain di League Two setelah musim lalu terdegradasi dari League One karena penghentian kompetisi akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Setelah 44 pertandingan, Jay Spearing (eks pemain Liverpool) dan sejawat berada di peringkat lima dengan 72 poin.
Tim di peringkat 1-3 pada akhir musim otomatis promosi ke League One, sementara satu tiket tambahan diperebutkan oleh empat tim di bawahnya dalam format play-off. Kans Tranmere untuk promosi masih besar, bahkan secara otomatis karena selisih dengan Bolton Wanderers (ya, Bolton yang itu, yang pernah menjadi kuda hitam di Liga Primer) di peringkat tiga hanya empat poin. Dengan dua pertandingan tersisa, Tranmere masih punya kesempatan untuk mengangkangi Bolton.
So, performa tim 'Indonesia' di kompetisi sepakbola Eropa tidak buruk. Satu menjadi juara, dua lainnya berpeluang untuk promosi ke divisi yang lebih tinggi. Selamat!
TIM RISET CNBC INDONESIA