Oh No! Kena Covid-19, Pria Ini Ereksi Panjang 3 Jam

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 March 2021 11:33
Sejumlah warga lanjut usia menjalani vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta, Rabu (24/2/2021). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta warga lanjut usia (lansia) yang menjadi sasaran vaksinasi tahap kedua langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima suntikan dosis vaksin virus corona (SARS-CoV-2). Peserta vaksinasi tahap kedua yang menyasar 21,5 juta orang berusia di atas 60 tahun ini tak perlu melalui proses pendaftaran secara personal. Penyuntikan vaksin sehari 108 lansia, Leni Aryani (49) kepala puskesmas kecamatan kembangan mengatakan
Foto: Ilustrasi (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Biasanya orang yang terpapar penyakit Covid-19 akan mengalami beberapa gejala, salah satunya demam, batuk, hingga hilangnya indra penciuman. Namun kini muncul beberapa gejala langka akibat terpapar virus SARS-CoV-2 tersebut.

Seorang pria asal Amerika Serikat mengalami komplikasi langka akibat terpapar Covid-19. Pria berusia 69 tahun tersebut mengalami priapisme yang membuat penisnya mengeras selama tiga jam non-stop. Hal ini dipicu oleh darah menggumpal di penisnya.

Priapismus (priapism) sendiri merupakan sebuah kondisi ketika pria mengalami ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual. Pada Agustus 2020, pria dengan obesitas tersebut dirawat di Dayton, Rumah Sakit Miami Valley di Ohio dengan kasus virus corona gejala parah.

Pria anonim, yang akhirnya meninggal karena komplikasi lain dari virus tersebut, mengalami sesak napas kronis, pembengkakan, dan penumpukan cairan di paru-parunya. Petugas medis membiusnya sebelum menempatkannya di ventilator, tetapi kondisinya terus memburuk.

Setelah 10 hari, paru-parunya mulai rusak, dan tubuh pria tersebut ditengkurapkan untuk membantu udara bergerak lebih baik ke seluruh tubuhnya. Setelah 12 jam, ketika petugas medis kembali membuatnya terlentang, terlihat bahwa penis pria tersebut berereksi.

Setelah tiga jam penis ereksi, petugas medis akhirnya menguras darah dari penis pria itu dengan jarum, berhasil memperbaiki serangan priapisme. Pria itu tidak sadarkan diri setelahnya.

Para ahli medis mengatakan gejala tersebut kemungkinan disebabkan oleh reaksi berlebihan kekebalan yang disebut 'badai sitokin'. Ini dapat dikatakan sebagai efek samping Covid-19 yang menyebabkan pembekuan darah.

"Kami belum melihat kasus priapisme terkait Covid seperti ini, dan kami telah menangani lebih banyak pasien Covid daripada rumah sakit Eropa lainnya sejauh yang saya ketahui, jadi ini jelas merupakan manifestasi Covid yang jarang tetapi dapat dijelaskan," ujar konsultan ahli bedah urologi Dr. Richard Viney dari Queen Elizabeth Hospital di Birmingham, dikutip dari New York Post.

"Pada pasien ini, ia memiliki priapisme aliran rendah yang pasti cocok dengan mikroemboli (gumpalan kecil terbentuk di pembuluh darah yang lebih kecil) dan ini adalah salah satu komplikasi Covid yang kita lihat di banyak sistem organ lain."

Pada Juni, sebuah studi terpisah yang juga diterbitkan dalam American Journal of Emergency Medicine melaporkan situasi serupa. Seorang pria berusia 62 tahun yang tertular virus corona mengalami ereksi empat jam yang sembuh setelah penggumpalan darah di penisnya dikuras. Sebelum tertular penyakit baru, pria tersebut tidak memiliki riwayat penggumpalan darah.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh Ada Gejala Baru Covid-19: Sakit Mata!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular