Internasional

2 Meninggal Setelah Divaksin Sinovac, Ini Hasil Kajian Ahli

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 March 2021 09:25
Vaksin Sinovac. (AP/Sakchai Lalit)
Foto: Vaksin Sinovac. (AP/Sakchai Lalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah komite ahli yang memantau efek samping vaksinasi di Hong Kong memberikan laporan awal soal kasus meninggal setelah menerima vaksin Sinovac. Ini merupakan kasus kedua setelah sebelumnya, kematian serupa juga terjadi di kota otonomi khusus China itu dua pekan lalu.

Dalam kesimpulan awal Senin (8/3/2021), para ahli menyebut tidak ada hubungan antara vaksin Sinovac serta kasus pasien lain yang meninggal sebelumnya. Ini termasuk juga pada dua pasien yang saat ini dirawat intensif, dari total 18 kasus penerima vaksin Sinovac dilarikan ke RS selama seminggu terakhir di Hong Kong.

Namun, ahli tetap akan melakukan penelitian lanjutan. Mereka tengah meneliti laporan otopsi secara terperinci.

Kasus meninggal terbaru terjadi setelah dua minggu kasus meninggal pertama. Ini terjadi ke seorang lansia pria, yang tak memiliki penyakit kronis, tetapi wafat beberapa hari setelah menerima suntikan.

Ia menerima suntikan 3 Maret lalu di sebuah klinik dokter swasta. Ia meninggal Senin pagi kemarin di rumah sakit umum setelah dirawat pada malam sebelumnya.

Sebelumnya kasus pertama melibatkan seorang wanita berusia 55 tahun pada 2 Maret. Ia meninggal 6 Maret setelah menderita stroke akut sehari sebelumnya.

Salah satu penyelenggara Komite Ahli Penilaian Peristiwa Klinis Setelah Imunisasi Covid-19 Hong Kong, Lee Cheuk-kwong, mengatakan lebih banyak informasi diperlukan untuk menyelidiki kematian lansia pria itu.

"Karena pasien meninggal dalam waktu singkat (setelah dirawat di rumah sakit), kami memerlukan lebih banyak informasi dari otopsi untuk melakukan penilaian," kata Lee, mencatat bahwa kasus tersebut telah dirujuk ke Pengadilan Pemeriksa untuk tindak lanjut, dikutip dari South China Morning Post, dikutip Selasa (8/3/2021).

Berdasarkan informasi awal dari otopsi, pasien mengalami robekan pada arteri besar dan pembuluh darah di lehernya, menyebabkan gejala stroke. Dia menambahkan, pasien juga pernah menderita kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti hipertensi dan hiperlipidemia.

Sementara itu Departemen Kesehatan mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa tidak ada masalah keamanan khusus yang terdeteksi dari vaksin Sinovac). Namun pasien dengan penyakit kronis parah yang tidak terkontrol tidak boleh menerima vaksin.

56 kematian di seluruh dunia

Mengutip data dari Sinovac, Asisten Direktur Kesehatan Hong Kong Frank Chan Ling-fung mengatakan dari 56 kematian yang dilaporkan di antara sekitar 44 juta dosis Sinovac yang diberikan di seluruh dunia pada akhir Februari. Sebanyak 20 terkait dengan penyakit arteri koroner.

Usia pasien berkisar antara 50 hingga 98 tahun. Namun, ditegaskannya semua kematian ditemukan tidak terkait dengan vaksin setelah penilaian.

Menurut data angka kematian Hong Kong, rata-rata setiap hari sekitar 10 orang meninggal akibat penyakit jantung iskemik dan delapan orang akibat penyakit serebrovaskular pada tahun 2019.

Otoritas kesehatan Hong Kong telah menerima laporan dari 16 efek samping tidak serius setelah vaksinasi Covid-19, terutama yang melibatkan sakit kepala dan kelelahan. Ada pula 45 kasus rawat inap yang terkait dengan gejala seperti pusing dan jantung berdebar.

Selain itu juga dilaporkan juga 18 orang dievakuasi ke rumah sakit setelah menerima suntikan vaksin Sinovac di Hong Kong. Beberapa orang itu melaporkan gejala ruam parah, pusing, hingga jantung berdebar-debar.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Orang Jatuh Sakit Setelah Divaksin Sinovac, 2 Rawat Serius

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular