
Heboh Aisha Weddings, Terkuak Fakta Kehamilan Usia Dini di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan sebuah perusahaan jasa wedding organizer (WO) yakni Aisha Weddings.
WO tersebut dituding mengampanyekan pernikahan usia dini secara terang-terangan. WO ini menganjurkan menikah bagi kaum perempuan di usia 12 hingga 21 tahun dan tidak lebih.
Tidak hanya itu, Aisha Weddings juga mempromosikan pernikahan siri, dan poligami. Hal ini sontak menuai kritik para warganet karena dianggap begitu sesat. Apalagi terindikasi melakukan human trafficking dan pedofilia.
Di luar hal tersebut, fenomena perkawinan anak memang menjadi masalah tersendiri selama ini. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG menjelaskan, pernikahan di usia muda berpotensi menimbulkan masalah sosial mulai dari kondisi ekonomi, hingga ketidakharmonisan keluarga.
Adapun beberapa potensi terbanyak yakni kasus perceraian dan pertengkaran yang banyak menimpa kelompok usia 20 - 24 tahun dengan usia pernikahan kurang dari 5 tahun.
Pasalnya, pasangan berusia muda tersebut cenderung belum siap menjalani kehidupan berkeluarga.
"Kesiapan psikologis sangat dalam memasuki kehidupan perkawinan agar pasangan siap dan mampu menghadapi berbagai masalah yang timbul dengan cara yang bijak," kata Hasto Wardoyo dalam siaran pers, Jumat (12/2/2021).
Ia menambahkan, bahwa kesiapan psikologis adalah kesiapan individu dalam menjalankan peran sebagai suami atau istri meliputi pengetahuan tentang tugas masing-masing dalam berumah tangga, serta kesiapan mental, perilaku, perasaan, pikiran dan sikap.
Wanita diasumsikan siap menikah dalam rentang usia 20 sampai 36 tahun. Selain kesiapan psikis, pada usia tersebut pula tubuh wanita idealnya sudah siap untuk hamil dan melahirkan.
Di Indonesia, angka hamil di usia dini cenderung menurun dari tahun ke tahun. Meskipun, penurunannya tergolong lambat.
"Ada 36 per 1000 perempuan berusia 15 sampai dengan 19 tahun yang sudah hamil dan melahirkan. Angka ini dari tahun ke tahun cenderung menurun meskipun lambat," papar Hasto, dikutip Detiknews.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]