Kasus Covid Rendah, Negara Ini Bisa Libur Natal-Tahun Baru

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 December 2020 15:50
APTOPIX Virus Outbreak Safe Santas Photo Gallery
Foto: AP/Seth Wenig

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 yang masih jauh dari kata reda membuat beberapa negara harus menghambat sementara libur Natal dan tahun baru warganya dengan pembatasan sosial makin ketat dan penguncian (lockdown) parsial.

Ini membuat beberapa keluarga harus dapat menahan rasa rindunya bertemu sanak famili, ataupun memaksa beberapa bisnis kecil untuk menghentikan operasinya.

Meski hal ini terjadi di mayoritas negara di dunia, sepertinya masih ada beberapa negara yang dianggap berhasil dalam menangani pandemi ini dengan menekan pertumbuhan laju kasus positif serendah mungkin, bahkan hingga nol.

Tentunya kondisi ini membuka kesempatan bagi negara-negara itu untuk menikmati libur natal dan tahun baru secara 'lebih normal' dibandingkan negara lainnya.

Lantas negara apa saja itu? Berikut daftarnya:

Halaman 2>>>

1. Taiwan

Meski letaknya yang hanya 800 km dari episentrum pertama Covid-19 di Wuhan, Taiwan berhasil menahan angka infeksi dengan jumlah 700an kasus saja sejauh ini.

Dilansir dari MoveHub, Pemerintah Taiwan dikenal cepat dalam menangani penyebaran virus corona baru ini. Pada awal mula virus ini ditemukan, Taiwan langsung menutup negaranya bagi para pelancong yang datang dari Wuhan dan sekitar Provinsi Hubei. 

Selain itu negara pulau di Pasifik tersebut menggunakan teknologi untuk melacak kasus yang dicurigai, dan masih melakukannya hingga hari ini. Joka seorang warga dinyatakan positif, mereka akan disediakan hotel karantina dan taksi. Taiwan juga mempertahankan persediaan masker wajah, petugas medis, dan kapasitas laboratorium untuk menangani wabah apapun sebelum pandemi virus corona.

Wabah SARS pada tahun 2003 sangat mempengaruhi Taiwan, menjadikannya sebagai negara dengan infeksi terbanyak ketiga di dunia. Sejak itu, negara tersebut memperkuat persiapannya untuk epidemi berikutnya, termasuk mendirikan jaringan pencegahan penyakit menular dan mengadakan latihan tahunan di rumah sakit.

Pada bulan Oktober, negara kecil ini mencapai rekor 200 hari tanpa kasus COVID-19 yang ditularkan di dalam negeri. Sayangnya, situasi berubah pada 30 November ketika 24 kasus dilaporkan dalam satu hari. Sebagian besar kasus ini berasal dari orang-orang yang bepergian dari Indonesia.

2. Selandia Baru

Negara yang sukses dalam menangani Covid selanjutnya adalah Selandia Baru. Negara yang terletak di ujung selatan bumi ini sejauh ini berhasil menekan angka kasus Covid-19 dengan hanya mencatatkan 2.100 kasus.

Negara ini cukup cepat dalam menghambat penularan virus. Pada 28 Januari, Kementerian Kesehatan mendirikan Pusat Koordinasi Kesehatan Nasional (NHCC) untuk menangani wabah Covid-19. Perintah Penyakit Menular dan Dapat Diberitahu dikeluarkan mulai tanggal 30 Januari, yang mewajibkan praktisi kesehatan untuk melaporkan setiap kasus yang dicurigai berdasarkan Undang-Undang Kesehatan 1956. Ini adalah penghalang perlindungan pertama bagi Selandia Baru.

Pembatasan perjalanan ke dan dari negara lain diberlakukan pada awal Februari, dan pada 23 Maret, Selandia Baru berkomitmen pada strategi eliminasi. Negara itu telah melaporkan 102 kasus dan 0 kematian ketika Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Selandia Baru akan dengan cepat meningkatkan tingkat jarak sosial dan pembatasan perjalanan dan negara tersebut mencapai tingkat penguncian nasional penuh pada 26 Maret.

Sembilan bulan setelah penguncian pertama di Selandia Baru, negara tersebut masih cepat menanggapi kasus dengan penanganan yang baik. Hanya sebulan lalu, otoritas kesehatan menutup sebagian pusat kota Auckland, meminta pekerja di kota untuk tinggal di rumah setelah hanya satu siswa yang terinfeksi COVID-19.

Halaman 3>>>

3. Singapura

Singapura menjadi negara berikutnya yang mungkin dapat merayakan libur akhir tahun lebih baik dibanding negara-negara tetangganya. Meski wilayahnya kecil dan penduduknya cukup padat, negara kota ini hanya mencatatkan 58 ribu kasus Persiapan tepat waktu, pengujian agresif, dan pelacakan menjadi kunci kesuksesan negara Asia Tenggara ini.

Pemerintah memperketat kontrol perbatasan segera setelah penyakit itu pertama kali meletus di China seraya menyediakan strategi komunikasi publik yang jelas.

Meski memiliki jumlah kasus yang tinggi, banyak yang mempertanyakan mengapa angka kematian di Singapura begitu rendah. Leong Hoe Nam, seorang spesialis penyakit menular, mengatakan usia rata-rata populasi telah "mengencerkan" angka kematian karena sebagian besar kasus baru Singapura adalah orang yang lebih muda.

Faktanya, lebih dari 90% kasus baru-baru ini di Singapura adalah pekerja asing berupah rendah yang tinggal di asrama. Selain itu mayoritas kasus baru yang tercatat pun merupakan kasus impor dan bukan transmisi lokal.

4. Islandia

Islandia menjadi negara berikutnya yang dianggap berhasil dalam menangani pandemi. Meski penduduknya hanya 364 ribu jiwa, namun negara di tengah Samudera Atlantik ini juga memiliki tips penanggulangan kasus secara cepat.

Pejabat kesehatan bergegas untuk menahan penyebaran lebih awal daripada kebanyakan negara, sementara pemerintah dengan cepat membangun tim pelacak kontak. Tim ini akan mewawancarai orang-orang dengan diagnosis positif, dan melacak orang-orang yang pernah mereka hubungi. Akibatnya, negara tersebut belum menghadapi salah satu penguncian skala besar yang terjadi di seluruh dunia.

Alasan besar lainnya mengapa Islandia sukses adalah karena orang-orang tetap tinggal di dalam rumah. Jika seseorang dicurigai mengidap virus, mereka disuruh tetap di dalam sementara pemerintah menanggung gaji penuh individu tersebut.

Setelah membuka perbatasan di musim panas, Islandia mengalami lonjakan tajam kasus - dari satu menjadi 55 kasus dalam seminggu. Para peneliti memuji pemerintah atas prosedur pengujian, pelacakan, dan karantina yang tersebar luas, serta pembatasan baru dan penekanan pada penggunaan topeng untuk memerangi lonjakan ini. Akibatnya, pada 17 Oktober lalu, jumlah infeksi aktif akhirnya mulai berkurang. Saat ini Islandia hanya mencatatkan 5.400 kasus saja.

5. Senegal

Senegal menjadi cerita sukses berikutnya dalam menghadapi pandemi. Dengan penduduk yang hampir 16 juta jiwa dan pelayanan kesehatan yang seadanya, negara di barat Afrika itu berhasil mencatatkan jumlah kasus positif yang hanya 16 ribu kasus saja. Bagi negara itu, kecepatan merupakan kunci utama dalam menghambat penyebaran virus.

Direktur Pusat Operasi Darurat Kesehatan Senegal Dr. Abdoulaye Bousso mengatakan bahwa pemerintah mulai mengembangkan rencana darurat tepat ketika WHO menyatakan virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada akhir Januari.

Senegal adalah negara Afrika keempat yang mengkonfirmasi kasus positif Covid-19 pada 2 Maret. Negara itu dengan cepat memberlakukan jam malam dan membatasi semua perjalanan domestik antara 14 wilayah negara itu untuk menunda penyebaran internal.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular