
Kasus Covid Rendah, Negara Ini Bisa Libur Natal-Tahun Baru

1. Taiwan
Meski letaknya yang hanya 800 km dari episentrum pertama Covid-19 di Wuhan, Taiwan berhasil menahan angka infeksi dengan jumlah 700an kasus saja sejauh ini.
Dilansir dari MoveHub, Pemerintah Taiwan dikenal cepat dalam menangani penyebaran virus corona baru ini. Pada awal mula virus ini ditemukan, Taiwan langsung menutup negaranya bagi para pelancong yang datang dari Wuhan dan sekitar Provinsi Hubei.
Selain itu negara pulau di Pasifik tersebut menggunakan teknologi untuk melacak kasus yang dicurigai, dan masih melakukannya hingga hari ini. Joka seorang warga dinyatakan positif, mereka akan disediakan hotel karantina dan taksi. Taiwan juga mempertahankan persediaan masker wajah, petugas medis, dan kapasitas laboratorium untuk menangani wabah apapun sebelum pandemi virus corona.
Wabah SARS pada tahun 2003 sangat mempengaruhi Taiwan, menjadikannya sebagai negara dengan infeksi terbanyak ketiga di dunia. Sejak itu, negara tersebut memperkuat persiapannya untuk epidemi berikutnya, termasuk mendirikan jaringan pencegahan penyakit menular dan mengadakan latihan tahunan di rumah sakit.
Pada bulan Oktober, negara kecil ini mencapai rekor 200 hari tanpa kasus COVID-19 yang ditularkan di dalam negeri. Sayangnya, situasi berubah pada 30 November ketika 24 kasus dilaporkan dalam satu hari. Sebagian besar kasus ini berasal dari orang-orang yang bepergian dari Indonesia.
2. Selandia Baru
Negara yang sukses dalam menangani Covid selanjutnya adalah Selandia Baru. Negara yang terletak di ujung selatan bumi ini sejauh ini berhasil menekan angka kasus Covid-19 dengan hanya mencatatkan 2.100 kasus.
Negara ini cukup cepat dalam menghambat penularan virus. Pada 28 Januari, Kementerian Kesehatan mendirikan Pusat Koordinasi Kesehatan Nasional (NHCC) untuk menangani wabah Covid-19. Perintah Penyakit Menular dan Dapat Diberitahu dikeluarkan mulai tanggal 30 Januari, yang mewajibkan praktisi kesehatan untuk melaporkan setiap kasus yang dicurigai berdasarkan Undang-Undang Kesehatan 1956. Ini adalah penghalang perlindungan pertama bagi Selandia Baru.
Pembatasan perjalanan ke dan dari negara lain diberlakukan pada awal Februari, dan pada 23 Maret, Selandia Baru berkomitmen pada strategi eliminasi. Negara itu telah melaporkan 102 kasus dan 0 kematian ketika Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Selandia Baru akan dengan cepat meningkatkan tingkat jarak sosial dan pembatasan perjalanan dan negara tersebut mencapai tingkat penguncian nasional penuh pada 26 Maret.
Sembilan bulan setelah penguncian pertama di Selandia Baru, negara tersebut masih cepat menanggapi kasus dengan penanganan yang baik. Hanya sebulan lalu, otoritas kesehatan menutup sebagian pusat kota Auckland, meminta pekerja di kota untuk tinggal di rumah setelah hanya satu siswa yang terinfeksi COVID-19.
Halaman 3>>>
(sef/sef)