Ratu Elizabeth akan Disuntik Vaksin Pfizer, Antri Pekan Depan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
06 December 2020 18:50
Britain's Queen Elizabeth II attends a special exhibition celebrating the 200th anniversary of the birth of Queen Victoria which marks this year's Summer Opening of Buckingham Palace in London, Britain, July 17, 2019. Victoria Jones/Pool via REUTERS
Foto: Pameran Peringatan Ratu Victoria (Victoria Jones/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ratu Elizabeth yang berusia 94 tahun akan menerima vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech dalam beberapa minggu setelah regulator Inggris memberikan Emergency Used Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat.

Mengutip AFP, Minggu (6/12/2020) peluncuran vaksin akan dimulai minggu depan. Ratu dan suaminya yang berusia 99 tahun, Pangeran Philip, mengantri untuk mendapatkan suntikan lebih awal karena usia mereka dan tidak akan menerima perlakuan istimewa.

Dikatakan pula bahwa anggota keluarga kerajaan yang senior akan menyatakan bahwa mereka telah menerima vaksinasi untuk mendorong orang-orang agar sadar dan melakukan vaksinasi. Meskipun, masih ada ketakutan bahwa ada sekelompok orang anti vaksin yang akan mengurangi minat masyarakat akan vaksin.

Pejabat kesehatan Inggris akan menggunakan kriteria berdasarkan usia dan kerentanan untuk memutuskan siapa yang mendapat vaksin terlebih dahulu.

Penghuni panti jompo dan pengasuhnya akan menjadi orang pertama yang diberikan vaksin, diikuti oleh mereka yang berusia 80 tahun ke atas dan staf kesehatan dan perawatan garis depan.

Inggris telah memesan 40 juta dosis vaksin di muka secara total, dan siap untuk menerima batch awal 800.000 untuk mulai peluncuran minggu depan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa vaksin bukanlah obat ajaib untuk pandemi. WHO juga memperingatkan terhadap apa yang dikatakannya sebagai kepercayaan yang salah bahwa pandemi akan segera berakhir dengan vaksin di depan mata.

"Vaksin tidak sama dengan nol Covid," kata direktur darurat WHO Michael Ryan. Dia menambahkan bahwa tidak semua orang akan dapat menerimanya awal tahun depan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memperingatkan terhadap persepsi yang berkembang bahwa pandemi telah berakhir. Menurutnya, dengan virus yang masih menyebar dengan cepat, memberikan tekanan besar pada rumah sakit dan petugas kesehatan.

Pejabat kesehatan di Moskow mengatakan mereka telah membuka 70 pusat vaksin virus korona di ibu kota Rusia yang awalnya akan menawarkan suntikan untuk kesehatan, pendidikan, dan pekerja sosial.

WHO mengatakan 51 kandidat vaksin saat ini sedang diuji pada manusia, dengan 13 mencapai pengujian massal tahap akhir.

Amerika Serikat diharapkan memberi lampu hijau untuk vaksin akhir bulan ini, sementara Belgia, Prancis dan Spanyol mengatakan suntikan akan dimulai pada Januari untuk yang paling rentan.

Italia mengalami gelombang kedua, setelah sebelumnya berhasil menghentikan pandemi dengan cara melakukan penguncian wilayah. Sementara Amerika Latin dan kawasan Karibia telah mengalami lonjakan 18 persen dalam kasus dalam seminggu.

Negara-negara lain juga mengumumkan pembatasan liburan, dengan Swiss melarang pesta Natal di jalan-jalan dan Madrid membatalkan sebagian besar acara Tahun Baru di pusat kota.

Gelombang kedua Portugal telah mulai mereda, tetapi pihak berwenang mengatakan mereka memutuskan untuk tetap memberlakukan pembatasan sehingga dapat dilonggarkan selama periode perayaan.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ratu Elizabeth Rayakan Ultah Pernikahan ke-73, Makin Mesra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular