
Ingin Punya Tubuh Ideal? Ketahui Cara Hitung BMI & Broca

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi beberapa orang berat badan memang menjadi persoalan penting. Ternyata, mengutip Wolipop, ada dua cara yang umum digunakan untuk mengukur berat badan.
Pertama dengan menghitung BMI (Body Mass Index). Sedangkan kedua adalah dengan menggunakan rumus Broca.
Perlu diketahui menurut ilmuwan tidak semua jenis pengukuran berat badan ideal cocok untuk semua tubuh. Berikut penjelasan cara menghitung berat badan ideal:
Indeks massa tubuh atau BMI adalah metrik standar untuk menentukan berat badan normal, kelebihan berat badan dan obesitas. Tetapi seperti dikutip dari Livescience, BMI bukanlah ukuran lemak yang akurat, dan tidak menjelaskan penyebab kesehatan yang buruk menurut para ilmuwan.
BMI seseorang dihitung dari berat badannya dalam satuan kilogram dibagi dengan tinggi badannya dalam satuan meter kuadrat. Bagaimana contohnya?
Misalnya seorang wanita memiliki tinggi badan 150 cm (1,50 m) dan berat badan 45 kg. Cara menghitungnya adalah dengan:
1. Kalikan tinggi badan dalam kuadrat
1,50 x 1,50 = 2,25 cm
2. Bagi angka berat badan dengan hasil kuadrat tinggi badan
45 : 2,25 = 20.
Berdasarkan standar WHO, berikut ukuran BMI, seperti dikutip dari Livescience:
BMI 18,5 - 24 = Normal
BMI 25 - 29,9 = Kelebihan berat badan
BMI lebih dari 30 = Obesitas.
Orang dengan BMI lebih tinggi dari 30 berisiko menderita penyakit jantung, diabetes, kanker dan penyakit lainnya. Tetapi beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, BMI yang tinggi sebenarnya dapat melindungi seseorang dari kematian akibat gagal jantung, gagal ginjal, dan penyakit kronis lainnya.
Ketika seseorang menderita penyakit kronis, memiliki lebih banyak lemak mungkin dapat memberikan cadangan energi tambahan. Dan dalam beberapa kasus, BMI yang rendah mungkin disebabkan oleh seseorang yang sakit.
Untuk satu hal, cara menghitung berat badan ideal dengan BMI tidak memperhitungkan lemak, dan itu tidak menunjukkan di mana lemak didistribusikan ke tubuh. Lemak perut (lemak di sekitar organ perut) meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan kematian, sedangkan lemak perifer (lemak di bawah kulit di tempat lain di tubuh) mungkin lebih tidak berbahaya, saran penelitian. BMI juga tidak memperhitungkan perbedaan ras, jenis kelamin, dan usia.
Hal 2>>