Pusing sama Matematika, Jeff Bezos Malah Jadi Orang Terkaya

Lidya Julita S., CNBC Indonesia
05 September 2020 14:20
Jeff Bezos. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais, File)
Foto: Jeff Bezos. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Amazon Jeff Bezos menjadi orang terkaya di dunia dengan total kekayaan US$ 126 miliar. Meski demikian, dia bukanlah orang yang terpintar.

Itulah yang dipikirkan Bezos sebagai seorang mahasiswa.

Mengutip laman CNBC internasional, Sabtu (5/9/2020), sebelum menjual satu buku secara online, Bezos adalah mahasiswa jurusan fisika di Universitas Princeton pada 1980-an. Dan meskipun menjadi salah satu dari 25 siswa terbaik dalam program kehormatannya, Bezos yakin dia tidak cukup pintar untuk bersaing.

Jadi dia mengubah jurusannya ke teknik elektro dan ilmu komputer. Ternyata itu lah yang mengubah jalan hidupnya.

"Saya melihat sekeliling ruangan dan jelas bagi saya bahwa ada tiga orang di kelas yang jauh, jauh lebih baik dalam (fisika) daripada saya, dan itu jauh, lebih mudah bagi mereka," kata Bezos ke Wired pada 1999.

"Benar-benar sesuatu yang mengejutkan, bahwa ada orang-orang yang otaknya terhubung secara berbeda," katanya.

Bezos mendapatkan pencerahan untuk mengubah jurusan setelah gagal memecahkan masalah matematika selama berjam-jam.

"Saya tidak bisa menyelesaikan persamaan diferensial parsial ini. Ini sangat sulit. Saya belajar dengan teman sekamar saya, Joe, yang juga sangat pandai matematika. Kami berdua mengerjakan satu masalah pekerjaan rumah ini selama tiga jam dan tidak mendapatkan hasil," katanya kepada Economic Club of Washington pada September 2018.

Dia dan teman sekamarnya akhirnya meminta bantuan seorang temannya, Yasantha Rajakarunanayake.

"Kami menunjukkan kepadanya, dan dia melihatnya, menatapnya sebentar, dan berkata 'Cosine, itulah jawabannya.' Dan saya seperti 'Itu jawabannya?' Dan dia seperti 'Ya," kata Bezos.

Menurut Bezos, pada saat itulah dia menyadari harus mengejar karir yang berbeda.

"Itu adalah momen penting bagi saya, karena saat itulah saya menyadari bahwa saya tidak akan pernah menjadi fisikawan teoretis yang hebat. Saya mulai melakukan pencarian jati diri. Di sebagian besar pekerjaan, jika Anda berada di persentil ke-90, Anda akan berkontribusi. Dalam fisika teoretis, Anda harus menjadi salah satu dari 50 orang teratas di dunia, atau Anda benar-benar tidak banyak membantu," ceritanya.

Bezos mengubah jurusannya dan "berkomitmen untuk memulai dan menjalankan bisnisnya sendiri," menurut Wired. Bezos akhirnya lulus dari Princeton pada 1986 dengan gelar di bidang teknik kelistrikan dan ilmu komputer.

Pada 1994 ketika bekerja di hedge fund, Bezos menemukan statistik yang mengejutkan bahwa web tumbuh 2.300% per tahun, yang menginspirasinya untuk meluncurkan Amazon sebagai penjual buku online pada 1995. Saat ini Amazon disebut "toko segalanya", memiliki pasar kapitalisasi lebih dari US$ 1 triliun.

"Saya melihat tulisan di dinding, dan saya mengubah jurusan saya dengan sangat cepat ke teknik elektro dan ilmu komputer," kata Bezos di Economic Club.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Bos Amazon Ribut dengan Pelanggannya, Emosional Banget!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular