Internasional

Cerita Duo Hantu Resesi: Ekonomi & Seks di AS

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
14 July 2020 08:30
Feet of couple facing away from each other.
Foto: Ilustrasi (Designed by jcomp / Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di Amerika Serikat (AS), sebuah penelitian menunjukkan, orang yang melakukan aktivitas seksual telah menurun cukup tajam.

Psikolog Jean Twenge mengatakan, penurunan aktivitas seksual telah menurun cukup taja, setidaknya dalam 18 tahun terakhir. Terutama di kalangan laki-laki heteroseksual muda.

"Penyebab dari hal itu tidak lain adalah karena kehadiran teknologi, yang salah satunya membuat akses pada konten pornografi lebih mudah didapatkan," ujar Twenge.

Keterlambatan umum dalam mencapai tanda-tanda kedewasaan, termasuk tinggal di rumah, menurut Twenge juga turut menjadi penyebab.

Sebuah penelitian yang terbit pada 12 Juni di JAMA, para peneliti melakukan survei sepanjang tahun 2000-2008. Penelitian ini melihat dan menganalisis, bahwa frekuensi aktivitas seksual dan jumlah pasangan seksual bagi pria dan wanita yang berusia 18-44 tahun.

"Aktivitas seksual menunjukkan ada penurunan tajam, terutama pada kalangan pria muda dalam beberapa tahun terakhir," tulis penelitian itu yang dialporka Axios, dikutip CNBC Indonesia.

Hampir sepertiga dari pria berusia 18-24 melaporkan tidak memiliki pasangan seksual. Dibandingkan tahun sebelumnya, pada 2016-2018 naik dari 18,3% dibandingkan pada tahun 2000-2002. Penurunan itu sangat tajam di antara pria yang menganggur atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah.

Selain itu, persentase wanita yang melaporkan tidak ada pasangan seksual juga meningkat selama periode waktu yang sama, meskipun berkurang tajam. Satu-satunya pengecualian adalah wanita berusia 35-44 tahun, jelas laporan itu.

Penelitian itu juga menemukan bahwa frekuensi seksual juga telah menurun di antara orang yang sudah menikah dan orang tua yang mungkin telah mencapai usia dewasa, dan Twenge berpendapat tidak ada hubungan yang jelas antara mengkonsumsi pornografi dan berkurangnya aktivitas seksual kalangan ini.

Twenge mengatakan alasan yang paling masuk akal di sini adalah kehadiran internet.

"Dengan segala jenis hiburan digital tersedia sesuai permintaan, waktu yang dihabiskan secara online menggantikan interaksi sosial tatap muka, yang umumnya diperlukan untuk aktivitas seksual," katanya.

Di sisi lain, kehadiran wabah virus corona (Covid-19) juga berpengaruh pada masalah ini. Di mana laporan baru dari Brookings Institution memperkirakan bahwa AS bisa mencatatkan lebih sedikit angka kelahiran tahun depan, yaitu hingga 500.000 penurunan karena wabah Covid19.

"Intinya: Semakin lama, kita lebih suka "berhubungan" dengan ponsel kita daripada satu sama lain - dan Covid-19 hanya akan mempercepat tren itu," tulis laporan itu.

Virus corona yang berasal dari Wuhan, China memang telah membuat orang-orang harus menjaga jarak, sebab risiko terinfeksi bisa berujung pada kematian bagi sebagian orang.

AS sendiri hingga kini masih menjadi negara dengan kasus corona terbanyak di dunia, yaitu memiliki 3.3 juta lebih warga terinfeksi.

Resesi Ekonomi AS

Sementara itu, sebelumnya, dalam sebuah riset yang diterbitkan Juni, Ekonomi AS disebut sudah memasuki resesi pada Februari 2019, ketika pandemi corona mulai masuk ke negeri itu. Hal ini diutarakan sebuah grup ekonom pada bernama National Bureau of Economic Research (NBER).

Para ekonom mengatakan lapangan kerja, pendapatan dan pengeluaran di AS memuncak pada Februari. Namun kemudian turun tajam setelah wabah virus corona datang.

Ini yang menjadi alasan mereka menyatakan bahwa AS sudah resesi. "Efek yang tidak terduga dari penurunan lapangan kerja dan produksi, serta dampaknya ke seluruh perekonomian, menunjukkan episode ini sebagai sebuah resesi," kata mereka sebagaimana dikutip dari AFP.

Data ekonomi pemerintah menunjukkan ekonomi berkontraksi 4,8% di kuartal pertama 2020. Meskipun penutupan wilayah (lockdown) dalam sekala nasional belum terjadi hingga dua minggu terakhir periode itu.

Ini mengakhiri ekspansi terpanjang ekonomi AS sejak 1854. NBER mengatakan penurunan ini memiliki dampak berbeda dari perlambatan sebelumnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma Resesi Ekonomi, Resesi Seks Hantui Bumi (AS)

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular