
Kisah Sedih Agen Travel: Potong Gaji & Tak Sanggup Beri THR
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 April 2020 15:12

Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Umum Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA), Nunung Rusmiati, buka-bukaan mengenai kondisi travel agent di tengah pandemi corona. Dia menyebut ada kemungkinan sejumlah travel agent tak mampu membayar THR bagi pegawai.
"Mudah-mudahan pemerintah memberikan kebijakan bagi yang tidak bisa membayar THR," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/03/2020) lalu.
Sejauh ini, dia mengaku terus memonitor semua travel agent anggotanya yang berjumlah sekitar 7.000. Dari hasil monitoring ini, sudah banyak perusahaan yang tidak mampu membayar gaji pegawai secara penuh.
"Jadi mulai sekarang sudah ada yang mengurangi gaji 25%. Bahkan travel sudah mengatakan kalau ini terus bisa sampai 50%. Alhamdulillah ada beberapa travel yang masih tidak mengurangi untuk karyawan, PHK," urainya.
Kemampuan perusahaan juga tidak bisa diharapkan berlangsung terlalu lama. Apalagi jika pandemi corona (Covid-19) masih berkepanjangan.
"Mungkin kita sanggup masih 1 sampai 2 bulan. Nah saya sebagai ketua umum ASITA yang membawahi 7.000 travel agent, ini sangat berharap mudah-mudahan covid-19 cepat berakhir," urainya.
Dia menyebut, kondisi tiap travel agent berbeda beda tergantung pada kapasitas perusahaan. Ada yang besar, sedang dan kecil, sehingga berdampak pula pada kondisi operasional selama pandemi.
"Bagi yang kecil dan dia tidak mampu Jadi mungkin itu akan diberi prioritas. Karena jangankan untuk membayar gaji, karena memang betul-betul seluruh kegiatan kegiatan yang ada di travel agent itu berhenti total."
"Itupun ada yang sangat berhenti total karena dari 7.000 travel agent ini ada yang fokus di inbond ada yang outbound ada juga umroh, ada juga yang lain itu tergantung dari masing-masing travel," lanjutnya.
(gus) Next Article Habis Travel dari Negara Terkena Corona? Ini Antisipasinya
"Mudah-mudahan pemerintah memberikan kebijakan bagi yang tidak bisa membayar THR," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/03/2020) lalu.
Sejauh ini, dia mengaku terus memonitor semua travel agent anggotanya yang berjumlah sekitar 7.000. Dari hasil monitoring ini, sudah banyak perusahaan yang tidak mampu membayar gaji pegawai secara penuh.
Kemampuan perusahaan juga tidak bisa diharapkan berlangsung terlalu lama. Apalagi jika pandemi corona (Covid-19) masih berkepanjangan.
"Mungkin kita sanggup masih 1 sampai 2 bulan. Nah saya sebagai ketua umum ASITA yang membawahi 7.000 travel agent, ini sangat berharap mudah-mudahan covid-19 cepat berakhir," urainya.
Dia menyebut, kondisi tiap travel agent berbeda beda tergantung pada kapasitas perusahaan. Ada yang besar, sedang dan kecil, sehingga berdampak pula pada kondisi operasional selama pandemi.
"Bagi yang kecil dan dia tidak mampu Jadi mungkin itu akan diberi prioritas. Karena jangankan untuk membayar gaji, karena memang betul-betul seluruh kegiatan kegiatan yang ada di travel agent itu berhenti total."
"Itupun ada yang sangat berhenti total karena dari 7.000 travel agent ini ada yang fokus di inbond ada yang outbound ada juga umroh, ada juga yang lain itu tergantung dari masing-masing travel," lanjutnya.
(gus) Next Article Habis Travel dari Negara Terkena Corona? Ini Antisipasinya
Most Popular