Maaf, Tak Ada Lagi Tiket Pesawat Murah & Promo Akibat Pandemi

Lifestyle - Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
18 May 2020 11:05
A plane takes off behind the air traffic control tower at San Francisco International Airport in San Francisco, Tuesday, Nov. 26, 2019. Northern California and southern Oregon residents are bracing for a 'bomb cyclone' that's expected at one of the busiest travel times of the year. (AP Photo/Jeff Chiu) Foto: Badai Musim Dingin di Pesisir Timur AS Ganggu Lalu Lintas dan Penerbangan Pesawat (AP Photo/Jeff Chiu)
Jakarta, CNBC Indonesia- Vaksin dan obat untuk menangani virus corona belum ditemukan sampai saat ini, lupakan dulu segala mimpi buat beraktivitas normal lagi. Buat yang suka bepergian, mohon maaf saat ini sudah tidak ada lagi tiket pesawat murah.

Melansir CNBC Internasional, pandemi mengubah gaya hidup dan industri penerbangan ke depan.

Para pelancong yang satu dekade ini diuntungkan dengan kompetisi maskapai penerbangan, sehingga bisa berburu dan menikmati tiket murah, harus merogoh kocek lebih dalam jika ingin jalan-jalan ke depan.

"Masa-masa penerbangan murah sudah berakhir," ujar Direktur General dan CEO IATA (Asosiasi Maskapai Internasional) Alexandre de Juniac, dikutip dari CNBC Internasional, pekan lalu.



Asosiasi memperkirakan dengan syarat-syarat penerbangan yang ketat akan semakin sedikit orang yang bepergian dan semakin dikit pesawat yang beroperasi. Menyebabkan semua maskapai melakukan hitungan ulang bisnis mereka agar mampu bertahan, dan harga tiket yang lebih mahal jadi salah satu pertimbangan.

Syarat penerbangan akan semakin kompleks ke depan, membuat keinginan dan kemampuang orang untuk terbang juga terbatas. Kalaupun new normal berlaku, butuh waktu sampai orang-orang bersedia menjalani semua proses untuk terbang ke destinasi mereka.

Maskapai penerbangan adalah sektor paling terpukul akibat pandemi, semua pesawat diparkir selama berbulan-bulan, pekerja dirumahkan, dan bahkan sampai ada yang tutup. Kerugian sejak pandemi ini terjadi diperkirakan sudah mencapai US$ 252 miliar.

Meski lockdown sudah dilonggarkan, maskapai tidak bisa serta merta bangkit dan berbisnis seperti biasa. Mereka ibarat harus bangkit dari kubur dan belajar hidup baru. Banyak maskapai harus mengikuti aturan keamanan penerbangan di beberapa negara, yang artinya membuat proses untuk naik pesawat semakin lama dan panjang.

Begitu juga dengan bandara yang menghadapi kemungkinan untuk redesign hadapi pandemi, disiapkan agar penumpang bisa jaga jarak dan infrastruktur deteksi kesehatan yang super canggih.

Beberapa bandara sudah menyiapkan alat screening cepat, seperti di Dubai yang siapkan screening test yang hasilnya akan keluar dalam 10 menit. Tapi kan, tidak semua negara setajir Dubai.

Hal lain yang mesti diperhatikan saat terbang adalah penumpang wajib memakai masker, bangku tengah akan kosong, dan pastinya tidak akan ada selimut atau bantal yang disediakan dari maskapai.

[Gambas:Video CNBC]




Artikel Selanjutnya

Kisah Sedih Agen Travel: Potong Gaji & Tak Sanggup Beri THR


(gus/gus)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading