
Kisah Penyintas Covid-19 di RI: Dari Gejala Sampai Sembuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Penantian panjang berujung lega dirasakan oleh pasien corona 01 dan 02 yang dinyatakan sembuh di Indonesia. Pasien 01, yakni Sita, mengungkapkan bagaimana awal mula dirinya mengalami tanda-tanda terinfeksi corona pada pertengahan Februari usai datang ke sebuah pesta.
Dia menceritakan awal mula dirinya mengalami tanda-tanda corona pada pertengahan Februari. Sita nama pasien itu membeberkan bahwa ia merasakan gatal di tenggorokan.
"Jadi itu pertama kali saya rasakan tenggorokan gatal bukan sakit, karena menelan juga enggak sakit. Tenggorokan gatal dimulai 16 Februari dan aktivitas masih biasa nari-nari dan badan juga enggak sakit," kata Sita dalam wawancara di podcast CNBC Indonesia.
Keesokan harinya yakni 17 Februari dia merasakam dengan vertigo hingga nyeri hingga ke tulang. Bahkan demam tinggi hingga keringat yang banjir pun juga dia rasakan.
Masih belum merasakam hal aneh, dia mengira itu hanya sakit biasa, karena dia pernah mengalami gejala yang sama di tahun sebelumnya. Selama demam itu Sita hanya mengkonsumsi paracetamol untuk meredakan panas, namun setelah turun suhu tubuhnya kembali meningkat.
Makin ke sini, dia juga merasakan ciri-ciri corona lainnya yakni keabnormalan dari indra pengecapnya yang membuatnya tak bisa mengonsumsi makanan apapun, kecuali roti.
"Demam tinggi dan mulai minum paracetamol dan keringat banjir sehari ganti baju 3 kali sehari. Hari awal selama satu sehari saya cium bau makanan dan muntah akhirnya hanya makan roti yang tidak ada bau nya," papar dia.
Sita pun berusaha mencari tahu dan bertanya kepada temannya terkait ciri-ciri corona. Dimana salah satunya menurunnya fungsi panca indera.
"Jadi saya tanya ke teman saya yang positif, mereka bilang fungsi panca indera ada yang berubah. Seperti enggak bisa mencium apapun dan lidah enggak bisa rasain asin atau manis," ungkap dia.
Dia pun akhirnya melakukan pemeriksaan di sejumlah rumah sakit dan ibunya dipindah ke rumah sakit rujukan corona. Sita mengaku banyak mengonsumsi makanan sehat selama isolasi dan mengikuti gaya hidup sehat seperti olahraga.
Kendati merasakan stres dan panik karena dinyatakan positif COVID- 19 dan harus isolasi, Sita mengatakan panik hanya berdampak ke imun tubuh akan turun. Serta peduli terhadap kondisi tubuh yakni mulai dari minum air putih yang cukup hingga selalu menjaga kebersihan tubuh terutama tangan.
"Saat isolasi debar-debar keras jantung saya karena stress. Jadi perlu diketahui imun sistem membaik saat kita itu bahagia," ucap dia.
Sebelumnya, pasien positif corona 01, nomor 02, dan nomor 03 sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 pada 17 Maret 2020 lalu.
Satu keluarga yang diketahui berdomisili di Depok itu sudah diperbolehkan pulang karena pemeriksaan laboratorium sebanyak dua kali hasilnya negatif, dan fisiknya pun dalam keadaan sehat.
(gus) Next Article Waspada, Puncak Gelombang Baru Covid-19 Singapura Terjadi Bulan Juni