Waspada, Perokok Lebih Rentan & Lama Sembuh dari Corona
06 April 2020 16:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Infeksi virus corona bisa menyerang siapa saja tanpa melihat umur dan kelompok. Namun, untuk para perokok risikonya lebih tinggi dan proses penyembuhannya bisa lebih lama.
Mengutip situs Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), perokok lebih rentan untuk terkena COVID-19 karena mereka sering memegang bagian wajahnya sendiri.
Para perokok juga tentunya menghisap batang rokok berulang kali dan mendekatkan tangannya ke mulut. Hal ini tentu meningkatkan risiko perpindahan virus dari tangan ke mulut.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa merokok bisa memicu penyakit kronis, mulai dari kanker hingga penyakit jantung. Terkait dengan komplikasi virus corona, telah ada bukti bahwa pasien positif COVID-19 dengan penyakit kronis berisiko tinggi untuk menderita komplikasi lebih lanjut.
Bukan cuma rentan, dari sisi penyembuhan ternyata juga memakan waktu lebih lama.
Hal ini diungkap oleh pasien positif corona 01 di Indonesia yang kini sudah sembuh. Wanita bernama Sita mengaku adalah perokok dan sangat lama penyembuhannya dibanding orang tua dan kakaknya yang tidak merokok.
"Saya perokok saat itu dan sudah enggak berani nyentuh rokok. Sebab kemarin batuk saya selama itu ternyata memang karena saya ngerokok jadi itu sembuhnya makin lama," ujar Sita.
Kendati bukan perokok berat, Sita mengungkapkan bahwa setelah kembali dari Rumah Sakit yakni 17 Maret lalu, batuknya pun tak kunjung sembuh. Hal tersebut berlangsung hingga seminggu lebih.
Sadar akan hal ini, dia pun tidak berani untuk merokok kembali bahkan berdekatan dengan orang yang sedang merokok.
"Saya dari rumah sakit itu masih batuk. Jadi batuk saya baru sembuh seminggu lalu padahal itu terjadi sejak 17 Maret. Jadi saya juga enggak berani mendekat dengan orang ngerokok," papar dia.
(gus/gus)
Mengutip situs Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), perokok lebih rentan untuk terkena COVID-19 karena mereka sering memegang bagian wajahnya sendiri.
Para perokok juga tentunya menghisap batang rokok berulang kali dan mendekatkan tangannya ke mulut. Hal ini tentu meningkatkan risiko perpindahan virus dari tangan ke mulut.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa merokok bisa memicu penyakit kronis, mulai dari kanker hingga penyakit jantung. Terkait dengan komplikasi virus corona, telah ada bukti bahwa pasien positif COVID-19 dengan penyakit kronis berisiko tinggi untuk menderita komplikasi lebih lanjut.
Bukan cuma rentan, dari sisi penyembuhan ternyata juga memakan waktu lebih lama.
Hal ini diungkap oleh pasien positif corona 01 di Indonesia yang kini sudah sembuh. Wanita bernama Sita mengaku adalah perokok dan sangat lama penyembuhannya dibanding orang tua dan kakaknya yang tidak merokok.
"Saya perokok saat itu dan sudah enggak berani nyentuh rokok. Sebab kemarin batuk saya selama itu ternyata memang karena saya ngerokok jadi itu sembuhnya makin lama," ujar Sita.
Kendati bukan perokok berat, Sita mengungkapkan bahwa setelah kembali dari Rumah Sakit yakni 17 Maret lalu, batuknya pun tak kunjung sembuh. Hal tersebut berlangsung hingga seminggu lebih.
Sadar akan hal ini, dia pun tidak berani untuk merokok kembali bahkan berdekatan dengan orang yang sedang merokok.
"Saya dari rumah sakit itu masih batuk. Jadi batuk saya baru sembuh seminggu lalu padahal itu terjadi sejak 17 Maret. Jadi saya juga enggak berani mendekat dengan orang ngerokok," papar dia.
Artikel Selanjutnya
Ada Wabah Corona, Bos Ini Minta Pegawai Tak Pikirkan Kerjaan
(gus/gus)