
Wajib Pakai Masker Mulai Hari Ini, Memang Produksi Cukup?
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 April 2020 12:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai menerapkan kebijakan program pemakaian masker bagi warga yang beraktivitas di luar rumah mulai 5 April 2020. Pertanyaannya, bila pemakaian masker diwajibkan, bagaimana dengan pasokan dan produksinya di dalam negeri?
Ketua Indonesian Nonwoven Association (INWA) Billy Hidjaja, yang memproduksi bahan baku masker menegaskan saat ini ada kabar baik bahwa para produsen masker sudah berkembang. Sebelumnya produsen masih sebatas menggunakan bahan baku spunbond untuk bahan masker medis sekali pakai, kini sudah ada masker dari bahan kain yang dipakai industri tekstil dan garmen yang juga mulai produksi masker.
"Kecenderungannya di masyarakat banyak menggunakan bahan alternatif, yang penting sesuai standar WHO terutama fungsi water resistant," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/4).
Ia yakin dengan industri masker yang sudah ada dan bantuan dari industri tekstil, apalagi ada larangan ekspor maka pasokan masker di dalam negeri cukup.
"Seharusnya bisa tercukupi. Lebih kepada kebiasaan masyarakat yang harus diubah (jangan menimbun)," katanya.
Billy mengakui memang untuk bahan baku masker medis seperti spunbond sekali pakai untuk bahan bakunya saat ini tak mudah terutama dari impor.
"Produsen se-dunia tidak dapat memenuhi permintaan supply bahan masker. Supply mereka lebih utamakan ke negara maju seperti Amerika, Eropa dan lain-lain karena mereka sudah pesan lebih dulu dan lobby aktif dari pada pemerintah mereka," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjanjikan 4,7 juta pcs masker tersedia pada 31 Maret 2020 ini. Jumlah tersebut merupakan hasil produksi perusahaan BUMN di dalam negeri.
"Kita memproduksi sendiri 4,7 juta masker. Itu bisa produksi sendiri, cuma memang bahan baku kertasnya itu kita ambil dari negara lain," kata Erick Thohir di Jakarta, Jumat (20/3/20).
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan bahwa pemerintah menjalankan program 'masker untuk semua' per 5 April 2020 sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Semua harus menggunakan masker. Masker bedah dan masker N95 hanya untuk petugas kesehatan. Gunakan masker kain, Ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala didapatkan di luar," ujar Yuri pada konferensi pers, Minggu (5/4/2020).
(hoi/hoi) Next Article Akhirnya Kim Jong Un Pakai Masker di Publik
Ketua Indonesian Nonwoven Association (INWA) Billy Hidjaja, yang memproduksi bahan baku masker menegaskan saat ini ada kabar baik bahwa para produsen masker sudah berkembang. Sebelumnya produsen masih sebatas menggunakan bahan baku spunbond untuk bahan masker medis sekali pakai, kini sudah ada masker dari bahan kain yang dipakai industri tekstil dan garmen yang juga mulai produksi masker.
"Kecenderungannya di masyarakat banyak menggunakan bahan alternatif, yang penting sesuai standar WHO terutama fungsi water resistant," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/4).
Ia yakin dengan industri masker yang sudah ada dan bantuan dari industri tekstil, apalagi ada larangan ekspor maka pasokan masker di dalam negeri cukup.
"Seharusnya bisa tercukupi. Lebih kepada kebiasaan masyarakat yang harus diubah (jangan menimbun)," katanya.
Billy mengakui memang untuk bahan baku masker medis seperti spunbond sekali pakai untuk bahan bakunya saat ini tak mudah terutama dari impor.
"Produsen se-dunia tidak dapat memenuhi permintaan supply bahan masker. Supply mereka lebih utamakan ke negara maju seperti Amerika, Eropa dan lain-lain karena mereka sudah pesan lebih dulu dan lobby aktif dari pada pemerintah mereka," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjanjikan 4,7 juta pcs masker tersedia pada 31 Maret 2020 ini. Jumlah tersebut merupakan hasil produksi perusahaan BUMN di dalam negeri.
"Kita memproduksi sendiri 4,7 juta masker. Itu bisa produksi sendiri, cuma memang bahan baku kertasnya itu kita ambil dari negara lain," kata Erick Thohir di Jakarta, Jumat (20/3/20).
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan bahwa pemerintah menjalankan program 'masker untuk semua' per 5 April 2020 sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Semua harus menggunakan masker. Masker bedah dan masker N95 hanya untuk petugas kesehatan. Gunakan masker kain, Ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala didapatkan di luar," ujar Yuri pada konferensi pers, Minggu (5/4/2020).
(hoi/hoi) Next Article Akhirnya Kim Jong Un Pakai Masker di Publik
Most Popular