Ramalan Suhu Yo: AS-China Bakal Perang Dagang Sepanjang Masa
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2019 12:15
Jakarta, CNBC Indonesia - Ahli Fengshui Suhu Yo mengatakan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China akan berlangsung selamanya.
Hal ini ia sampaikan melalui pesan singkat saat ditanyai oleh CNBC Indonesia mengenai pandangannya akan akhir dari perang dagang kedua ekonomi terbesar di dunia itu pada awal pekan lalu.
"AS-China akan perang dagang sepanjang masa," katanya.
"Iya saling bunuh. (Presiden AS Donald Trump) Trump akan menghancurkan (China). China juga berusaha menghancurkan AS," tambahnya.
Pernyataan yang disampaikan Suhu Yo itu menggambarkan apa yang terjadi dalam hubungan dagang kedua ekonomi terbesar di dunia itu dalam setahun terakhir.
Sejak awal 2018 lalu, AS-China telah saling menerapkan tarif impor bernilai ratusan miliar dolar terhadap barang masing-masing.
Meski Oktober lalu, kedua negara mengatakan sudah setuju poin-poin perdamaian, namun hingga kini penandatanganan MOU secara resmi belum dilakukan.
Padahal 15 Desember, AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif impor baru pada barang-barang China senilai US$ 156 miliar. Barang-barang itu termasuk barang elektronik dan dekorasi Natal.
Ketegangan juga semakin meningkat kemarin akibat langkah AS yang mensahkan UU Hong Kong. Presiden Trump secara resmi meneken UU HAM dan Demokrasi Hong Kong yang dibuat Senat dan DPR AS.
Alhasil China makin berang dan menjamin akan membuat serangan balasan. Banyak pengamat juga menilai ini akan membuat pembicaraan damai kedua negara di ujung tanduk.
(sef/sef) Next Article Iklan Uniqlo Picu Kembali Ketegangan Jepang-Korsel
Hal ini ia sampaikan melalui pesan singkat saat ditanyai oleh CNBC Indonesia mengenai pandangannya akan akhir dari perang dagang kedua ekonomi terbesar di dunia itu pada awal pekan lalu.
"AS-China akan perang dagang sepanjang masa," katanya.
Pernyataan yang disampaikan Suhu Yo itu menggambarkan apa yang terjadi dalam hubungan dagang kedua ekonomi terbesar di dunia itu dalam setahun terakhir.
Sejak awal 2018 lalu, AS-China telah saling menerapkan tarif impor bernilai ratusan miliar dolar terhadap barang masing-masing.
Meski Oktober lalu, kedua negara mengatakan sudah setuju poin-poin perdamaian, namun hingga kini penandatanganan MOU secara resmi belum dilakukan.
Padahal 15 Desember, AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif impor baru pada barang-barang China senilai US$ 156 miliar. Barang-barang itu termasuk barang elektronik dan dekorasi Natal.
Ketegangan juga semakin meningkat kemarin akibat langkah AS yang mensahkan UU Hong Kong. Presiden Trump secara resmi meneken UU HAM dan Demokrasi Hong Kong yang dibuat Senat dan DPR AS.
Alhasil China makin berang dan menjamin akan membuat serangan balasan. Banyak pengamat juga menilai ini akan membuat pembicaraan damai kedua negara di ujung tanduk.
(sef/sef) Next Article Iklan Uniqlo Picu Kembali Ketegangan Jepang-Korsel
Most Popular