
Simak Nih, Ramalan Suhu Yo Soal Ending Perang Dagang AS-China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2019 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China tak kunjung menemui titik terang. Padahal, perang dagang kedua ekonomi terbesar di dunia itu sudah berlangsung selama 18 bulan ini.
Meski Oktober lalu, kedua negara telah melahirkan kerangka perjanjian damai dagang 'fase satu' dari perundingan mereka di Washington. Namun, hingga hari ini draft perjanjian itu belum juga rampung dibahas dan ditandatangani.
Belum lagi ancaman makin merenggangnya hubungan AS-China karena masalah Hong Kong. Mengingat tindakan Presiden Donald Trump yang mensahkan UU HAM dan Demokrasi Hong Kong.
Berkaca pada hal ini, Ahli Fengshui Suhu Yo mengatakan perang dagang AS-China kemungkinan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Bahkan bisa berlangsung selamanya.
"AS-China akan perang dagang sepanjang masa," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia awal pekan lalu.
"Iya saling bunuh. (Presiden AS Donald Trump) Trump akan menghancurkan (China). China juga berusaha menghancurkan AS."
AS-China telah saling menerapkan tarif impor bernilai ratusan miliar dolar terhadap barang masing-masing sejak Maret 2018. Pada 15 Desember, AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif impor baru pada barang-barang China senilai US$ 156 miliar, termasuk barang elektronik dan dekorasi Natal.
Di kesempatan yang sama, Suhu Yo juga memberikan pandangannya pada krisis di Hong Kong. Ia mengatakan bahwa demo Hong Kong tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
"Hubungan China-Hong Kong dan China-AS itu seperti air yg terpisah, nanti jika sudah reda mereka akan harmonis lagi," katanya.
"Demo terlihat akan berakhir 6 bulan lagi. Karena akan lumpuhnya ekonomi jika dalam 8 sampai dengan 9 bulan terus dilanda demo."
Demo Hong Kong sudah terjadi selama enam bulan terakhir. Demo ini awalnya didasari penolakan warga pada RUU Ekstradisi.
Meski RUU ini sudah dicabut, tapi demo tetap terjadi. Bahkan mengarah pada aksi menuntut Hong Kong bebas dari China.
(sef/sef) Next Article Iklan Uniqlo Picu Kembali Ketegangan Jepang-Korsel
Meski Oktober lalu, kedua negara telah melahirkan kerangka perjanjian damai dagang 'fase satu' dari perundingan mereka di Washington. Namun, hingga hari ini draft perjanjian itu belum juga rampung dibahas dan ditandatangani.
Belum lagi ancaman makin merenggangnya hubungan AS-China karena masalah Hong Kong. Mengingat tindakan Presiden Donald Trump yang mensahkan UU HAM dan Demokrasi Hong Kong.
"AS-China akan perang dagang sepanjang masa," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia awal pekan lalu.
"Iya saling bunuh. (Presiden AS Donald Trump) Trump akan menghancurkan (China). China juga berusaha menghancurkan AS."
AS-China telah saling menerapkan tarif impor bernilai ratusan miliar dolar terhadap barang masing-masing sejak Maret 2018. Pada 15 Desember, AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif impor baru pada barang-barang China senilai US$ 156 miliar, termasuk barang elektronik dan dekorasi Natal.
Di kesempatan yang sama, Suhu Yo juga memberikan pandangannya pada krisis di Hong Kong. Ia mengatakan bahwa demo Hong Kong tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
"Hubungan China-Hong Kong dan China-AS itu seperti air yg terpisah, nanti jika sudah reda mereka akan harmonis lagi," katanya.
"Demo terlihat akan berakhir 6 bulan lagi. Karena akan lumpuhnya ekonomi jika dalam 8 sampai dengan 9 bulan terus dilanda demo."
Demo Hong Kong sudah terjadi selama enam bulan terakhir. Demo ini awalnya didasari penolakan warga pada RUU Ekstradisi.
Meski RUU ini sudah dicabut, tapi demo tetap terjadi. Bahkan mengarah pada aksi menuntut Hong Kong bebas dari China.
(sef/sef) Next Article Iklan Uniqlo Picu Kembali Ketegangan Jepang-Korsel
Most Popular