
Eksklusif, Mantan Trainee Curhat Soal Kerasnya Industri Kpop!
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 October 2019 11:44

Jakarta, CNBC Indonesia- Satu dekade lalu, Clara Jennifer Darren (28) dan saudara kembarnya Clementine Jessica Darren, mencoba peruntungan di Korea Selatan sebagai salah satu trainee agensi hiburan terbesar di negeri tersebut.
Jennifer mendapatkan golden ticket dari audisi tahunan yang digelar oleh perusahaan milik pada 2006 silam.
Dihubungi oleh CNBC Indonesia, dara kelahiran 4 November 1991 ini menceritakan pengalamannya saat menjadi trainee untuk jadi calon idola di industri Kpop sejak 2008. "Aku trainee 1-2 tahun saja. Gak kerasa juga sih," ujarnya.
"Asal tahu saja, sebenarnya jadi trainee bertahun-tahun belum tentu bakal debut. Apalagi aku foreigner, lawannya orang-orang Korea asli. Ada teman aku, dia sudah jadi trainee sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, sudah 6-7 tahun jadi trainee," beber Jennifer.
Sebagai catatan, menurut Jennifer, seluruh agensi baik yang besar maupun yang kecil, menerapkan hal yang sama terhadap para trainee mereka soal latihan yang keras dan disiplin.
Saat menjalankan masa trainee, Jennifer dulu satu angkatan dengan duo JJ yang berisi Lim Jae-Beom atau JB and Park Jinyoung sebelum dibentuk menjadi boyband GOT7 oleh agensi JYP Entertainment.
Sebelum resmi menjadi trainee, Jennifer yang mendapatkan golden ticket terbang ke negeri ginseng dengan modal sendiri. "Kita ke sana dengan modal sendiri. Kalau misalnya memang terpilih, nanti kita tanda tangan kontrak dan segala macam. Itu ada trainee yang biaya full, tapi biaya fullnya aku gak ngerti gimana dan kenapa dibedakan. Mungkin karena aku foreigner," bebernya.
Menurutnya, kontrak trainee sendiri memiliki jangka waktu yang tidak ditentukan. "Jadi di dalam kontraknya itu, kalau jadi trainee harus mengikuti semua peraturan yang ada. Ada juga ketentuan sehari beberapa kali latihan nari, nyanyi, dan lain-lain. Di sana juga punya waktu untuk tidur hanya sebentar," lanjutnya.
Selain kontrak trainee biasa, ada juga kontrak trainee ekslusif khusus mereka yang akan didebutkan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Jennifer, tuntutan dalam kontrak mereka bahkan isinya lebih banyak lagi. "Kalau kita yang trainee biasa masih bisa punya 1-2 hari kosong, kalau mereka sudah pasti enggak ada saking padatnya," ungkapnya
Selain menjadi trainee, Jennifer juga mengambil beberapa kursus akademi. "Di akademi itu rata-rata trainee lama sekolah di sana dan itu bayar," ujar perempuan kelahiran Kota Serang ini.
Selama tinggal di sana, walaupun disediakan fasilitas asrama, fasilitas studio untuk latihan nari dan nyanyi, serta tersedianya pelatih masing-masing. "Enggak ada fasilitas yang istimewa sih. Sama kayak sekolah. Bedanya kita dikarantina gak bisa kemana-mana. Gak bisa kemana-mana itu karena gak ada waktu luang, kayak ansos gitu lho. Gak ada waktu buat teman atau keluarga karena kira latihan terus setiap hari," ungkapnya.
Jennifer juga hanya mendapatkan uang saku sekitar Rp 2 juta rupiah untuk biaya hidup sebulan dari agensinya. "Menurut aku segitu sih gak cukup, karena biaya hidup di Korea itu mahal. Karena kebutuhan kan banyak, kayak misalnya butuh alat-alat latihan. Mereka mana siapin, kita yang siapin sendiri. Nah di sana kan mahal, gak semurah di sini," bebernya.
Tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sejak ia menjadi trainee di sana, maka dari itu ia memutuskan untuk berhenti menjadi trainee. "Waktu itu jadi trainee itu gak bisa kuliah dan ngapa-ngapain. Terus aku kayak mikir, waktu habis buat jadi trainee, kalau misalnya gak jadi debut, mau jadi apa ke depannya? Karena cuma lulusan SMA," jelasnya.
Maka dari itu pada 2011, Jennifer memutuskan balik ke Indonesia dan kuliah dengan mengambil jurusan Sastra Inggris. Berbeda dengannya, Jessica berkuliah di Korea Selatan dengan mengambil jurusan performing art dan sempat kerja sama dengan perusahaan kecil.
Proses berhenti sebagai trainee pun tidak begitu drama. Karena Jennifer adalah trainee biasa, maka ia diperbolehkan untuk keluar dari agensi. "Berbeda dengan trainee eksklusif. Biasanya kalau trainee yang mau debut dan ikut latihan eksklusif terus keluar, mereka akan dituntut agensi karena mereka sudah dibiayai cukup malah oleh agensi," ungkapnya lagi.
(gus/gus) Next Article Miris, Calon Artis Kpop Ternyata Cuma Digaji Rp 2 Juta/Bulan!
Jennifer mendapatkan golden ticket dari audisi tahunan yang digelar oleh perusahaan milik pada 2006 silam.
"Asal tahu saja, sebenarnya jadi trainee bertahun-tahun belum tentu bakal debut. Apalagi aku foreigner, lawannya orang-orang Korea asli. Ada teman aku, dia sudah jadi trainee sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, sudah 6-7 tahun jadi trainee," beber Jennifer.
![]() |
Sebagai catatan, menurut Jennifer, seluruh agensi baik yang besar maupun yang kecil, menerapkan hal yang sama terhadap para trainee mereka soal latihan yang keras dan disiplin.
Saat menjalankan masa trainee, Jennifer dulu satu angkatan dengan duo JJ yang berisi Lim Jae-Beom atau JB and Park Jinyoung sebelum dibentuk menjadi boyband GOT7 oleh agensi JYP Entertainment.
Sebelum resmi menjadi trainee, Jennifer yang mendapatkan golden ticket terbang ke negeri ginseng dengan modal sendiri. "Kita ke sana dengan modal sendiri. Kalau misalnya memang terpilih, nanti kita tanda tangan kontrak dan segala macam. Itu ada trainee yang biaya full, tapi biaya fullnya aku gak ngerti gimana dan kenapa dibedakan. Mungkin karena aku foreigner," bebernya.
Menurutnya, kontrak trainee sendiri memiliki jangka waktu yang tidak ditentukan. "Jadi di dalam kontraknya itu, kalau jadi trainee harus mengikuti semua peraturan yang ada. Ada juga ketentuan sehari beberapa kali latihan nari, nyanyi, dan lain-lain. Di sana juga punya waktu untuk tidur hanya sebentar," lanjutnya.
Selain kontrak trainee biasa, ada juga kontrak trainee ekslusif khusus mereka yang akan didebutkan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Jennifer, tuntutan dalam kontrak mereka bahkan isinya lebih banyak lagi. "Kalau kita yang trainee biasa masih bisa punya 1-2 hari kosong, kalau mereka sudah pasti enggak ada saking padatnya," ungkapnya
Selain menjadi trainee, Jennifer juga mengambil beberapa kursus akademi. "Di akademi itu rata-rata trainee lama sekolah di sana dan itu bayar," ujar perempuan kelahiran Kota Serang ini.
Selama tinggal di sana, walaupun disediakan fasilitas asrama, fasilitas studio untuk latihan nari dan nyanyi, serta tersedianya pelatih masing-masing. "Enggak ada fasilitas yang istimewa sih. Sama kayak sekolah. Bedanya kita dikarantina gak bisa kemana-mana. Gak bisa kemana-mana itu karena gak ada waktu luang, kayak ansos gitu lho. Gak ada waktu buat teman atau keluarga karena kira latihan terus setiap hari," ungkapnya.
Jennifer juga hanya mendapatkan uang saku sekitar Rp 2 juta rupiah untuk biaya hidup sebulan dari agensinya. "Menurut aku segitu sih gak cukup, karena biaya hidup di Korea itu mahal. Karena kebutuhan kan banyak, kayak misalnya butuh alat-alat latihan. Mereka mana siapin, kita yang siapin sendiri. Nah di sana kan mahal, gak semurah di sini," bebernya.
Tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sejak ia menjadi trainee di sana, maka dari itu ia memutuskan untuk berhenti menjadi trainee. "Waktu itu jadi trainee itu gak bisa kuliah dan ngapa-ngapain. Terus aku kayak mikir, waktu habis buat jadi trainee, kalau misalnya gak jadi debut, mau jadi apa ke depannya? Karena cuma lulusan SMA," jelasnya.
Maka dari itu pada 2011, Jennifer memutuskan balik ke Indonesia dan kuliah dengan mengambil jurusan Sastra Inggris. Berbeda dengannya, Jessica berkuliah di Korea Selatan dengan mengambil jurusan performing art dan sempat kerja sama dengan perusahaan kecil.
Proses berhenti sebagai trainee pun tidak begitu drama. Karena Jennifer adalah trainee biasa, maka ia diperbolehkan untuk keluar dari agensi. "Berbeda dengan trainee eksklusif. Biasanya kalau trainee yang mau debut dan ikut latihan eksklusif terus keluar, mereka akan dituntut agensi karena mereka sudah dibiayai cukup malah oleh agensi," ungkapnya lagi.
(gus/gus) Next Article Miris, Calon Artis Kpop Ternyata Cuma Digaji Rp 2 Juta/Bulan!
Most Popular