
Ini 3 Sebab Bisnis Kue-kue Artis Cuma Bertahan Seumur Jagung
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 September 2019 11:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa tahun lalu, kue-kue kekinian para artis berkembang dengan masif. Namun beberapa tahun selanjutnya, nama dan produk mereka gulung tikar. Apa yang menjadi penyebabnya?
CNBC Indonesia akan merangkum 3 sebab bisnis kue-kue kekinian para artis hanya seumur jagung.
Marketing di Atas Segalanya
Menurut Chief Empowerment Officer (CEO) Accelerice Indonesia, Charlotte Kowara, bisnis kue-kue kekinian para artis ini lebih condong meningkatkan strategi marketing lewat nama artisnya itu sendiri, dibandingkan kualitas rasa dan produknya sendiri.
"Kebanyakan yang kita lihat artis-artis ini perannya adalah sebagai marketing. Kelebihan mereka bisa memberitahu produk-produk apa yang dijual tanpa susah payah karena sudah punya nama," ujar Charlotte kepada CNBC Indonesia.
Charlotte sendiri mengetahui bahwa dibalik kue-kue kekinian artis ada grup yang mengarahkan dan mengelola. Di Indonesia, ada sekitar 4-5 grup, yang masing-masing mengelola sejumlah artis yang berbeda-beda.
"Yang harus diketahui dari grup-grup ini adalah apakah mereka untuk marketing barang atau memproduksi barangnya? Karena tidak mudah membicarakan bisnis Food and Beverage (F&B). Di dalamnya tidak hanya ada sisi marketing, tetapi juga ada sisi bisnis, distribusi, bahkan dari sisi rasa produknya sendiri. Inilah yang harus dicari tahu," lanjutnya.
Menurut Charlotte, intinya dalam bisnis F&B, seharusnya semua aspek bisa seimbang dijalankan, bukan lebih condong ke satu sisi saja. Dengan begitu, biasanya bisnis akan bertahan lebih lama.
Bisnis Latah Tanpa Persiapan
Jika membangun usaha dari awal, dibutuhkan waktu yang cukup panjang dan harus menembus sasaran pasar produknya. Namun sekarang, banyak pengusaha yang berpikir orang-orang sudah 'diedukasi' dengan produk-produk kekinian yang sama dari perusahaan lain.
Pada tahun 2017, kue-kue kekinian para artis ini sendiri memang bak virus yang langsung menyebar dengan cepat dimana-mana. Semua artis ikut berjualan kue dengan nama mereka. Semua kue tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Namun dua tahun kemudian, kue-kue artis ini tidak terdengar lagi gaungnya, bahkan menghilang.
Menurut Charlotte, faktor FOMO (Fear Of Missing Out) menjadi salah satu alasan banyak orang Indonesia yang takut ketinggalan kekinian. "Jadi mereka langsung lompat ke ranah yang mereka pikir sudah diedukasikan. Mereka ikut momentum yang sudah dibantu karena viral," ujarnya.
Namun sayangnya banyak dari pengusaha tidak melihat situasi, apakah produk yang mereka keluarkan bisa bertahan lama atau hanya mengandalkan momentum hype-nya. Sayangnya mereka tidak melihat itu, maka itulah yang menjadi penyebab kue-kue artis ini gulung tikar.
Berikutnya: Faktor Artis Jadi Penentu Nasib Bisnis
Pamor si Artis Redup
Karena dari awal lebih mengandalkan marketing dengan nama si artis, maka inilah yang terjadi: jika nama dan pamor si artis meredup, artinya penjualan kue juga akan menurun.
"Kalau alasan negatif, mungkin karena kuenya terlalu terhubung dengan nama si artis dan saat ini tingkat kepopuleran si artis menurun, yang mengakibatkan penurunan sales," ungkap Charlotte.
"Sedangkan kita tahu kebanyakan kue-kue artis ini hanya menjual nama si artisnya saja, bukan produknya. Tapi ini enggak semua artis ya. Saya tahu ada beberapa artis yang langsung turun tangan ke dapur untuk produksinya," lanjutnya.
Namun tidak hanya mengenai pamor artis yang redup, ada juga bisnis kue artis yang tidak berhasil karena si artisnya itu sendiri memiliki kesan negatif dan memiliki banyak kontroversi.
Jika kembali ke poin pertama, maka hal ini tidak salah. Sebab dari awal mereka menjual nama artisnya, bukan produknya itu sendiri. Bisa dikatakan pamor artis adalah segalanya di bisnis kue-kue kekinian ini
(gus) Next Article Terungkap, Ini Alasan di Balik Jatuhnya Bisnis Kue-kue Artis!
CNBC Indonesia akan merangkum 3 sebab bisnis kue-kue kekinian para artis hanya seumur jagung.
Marketing di Atas Segalanya
"Kebanyakan yang kita lihat artis-artis ini perannya adalah sebagai marketing. Kelebihan mereka bisa memberitahu produk-produk apa yang dijual tanpa susah payah karena sudah punya nama," ujar Charlotte kepada CNBC Indonesia.
Charlotte sendiri mengetahui bahwa dibalik kue-kue kekinian artis ada grup yang mengarahkan dan mengelola. Di Indonesia, ada sekitar 4-5 grup, yang masing-masing mengelola sejumlah artis yang berbeda-beda.
"Yang harus diketahui dari grup-grup ini adalah apakah mereka untuk marketing barang atau memproduksi barangnya? Karena tidak mudah membicarakan bisnis Food and Beverage (F&B). Di dalamnya tidak hanya ada sisi marketing, tetapi juga ada sisi bisnis, distribusi, bahkan dari sisi rasa produknya sendiri. Inilah yang harus dicari tahu," lanjutnya.
Menurut Charlotte, intinya dalam bisnis F&B, seharusnya semua aspek bisa seimbang dijalankan, bukan lebih condong ke satu sisi saja. Dengan begitu, biasanya bisnis akan bertahan lebih lama.
Bisnis Latah Tanpa Persiapan
Jika membangun usaha dari awal, dibutuhkan waktu yang cukup panjang dan harus menembus sasaran pasar produknya. Namun sekarang, banyak pengusaha yang berpikir orang-orang sudah 'diedukasi' dengan produk-produk kekinian yang sama dari perusahaan lain.
Pada tahun 2017, kue-kue kekinian para artis ini sendiri memang bak virus yang langsung menyebar dengan cepat dimana-mana. Semua artis ikut berjualan kue dengan nama mereka. Semua kue tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Namun dua tahun kemudian, kue-kue artis ini tidak terdengar lagi gaungnya, bahkan menghilang.
Menurut Charlotte, faktor FOMO (Fear Of Missing Out) menjadi salah satu alasan banyak orang Indonesia yang takut ketinggalan kekinian. "Jadi mereka langsung lompat ke ranah yang mereka pikir sudah diedukasikan. Mereka ikut momentum yang sudah dibantu karena viral," ujarnya.
Namun sayangnya banyak dari pengusaha tidak melihat situasi, apakah produk yang mereka keluarkan bisa bertahan lama atau hanya mengandalkan momentum hype-nya. Sayangnya mereka tidak melihat itu, maka itulah yang menjadi penyebab kue-kue artis ini gulung tikar.
![]() |
Berikutnya: Faktor Artis Jadi Penentu Nasib Bisnis
Pamor si Artis Redup
Karena dari awal lebih mengandalkan marketing dengan nama si artis, maka inilah yang terjadi: jika nama dan pamor si artis meredup, artinya penjualan kue juga akan menurun.
"Kalau alasan negatif, mungkin karena kuenya terlalu terhubung dengan nama si artis dan saat ini tingkat kepopuleran si artis menurun, yang mengakibatkan penurunan sales," ungkap Charlotte.
"Sedangkan kita tahu kebanyakan kue-kue artis ini hanya menjual nama si artisnya saja, bukan produknya. Tapi ini enggak semua artis ya. Saya tahu ada beberapa artis yang langsung turun tangan ke dapur untuk produksinya," lanjutnya.
Namun tidak hanya mengenai pamor artis yang redup, ada juga bisnis kue artis yang tidak berhasil karena si artisnya itu sendiri memiliki kesan negatif dan memiliki banyak kontroversi.
Jika kembali ke poin pertama, maka hal ini tidak salah. Sebab dari awal mereka menjual nama artisnya, bukan produknya itu sendiri. Bisa dikatakan pamor artis adalah segalanya di bisnis kue-kue kekinian ini
(gus) Next Article Terungkap, Ini Alasan di Balik Jatuhnya Bisnis Kue-kue Artis!
Most Popular