Internasional
Lira Melemah, Ini Saat yang Tepat untuk Berlibur ke Turki
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 August 2018 14:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Turki, lira, menyentuh rekor terendah baru pada sesi awal perdagangan hari Senin (13/8/2018) di Asia setelah jatuh bebas pada perdagangan hari Jumat pekan lalu.
Depresiasi dan guncangan ekonomi Turki telah mengakibatkan krisis mata uang melanda negara tersebut. Namun, keadaan yang merugikan negara itu justru membawa keuntungan lain, yaitu meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara yang terletak di perbatasan Asia dan Eropa itu.
Anjloknya lira menyebabkan naiknya harga pangan dan semua kebutuhan di Turki, namun justru sebaliknya bagi orang-orang yang tidak menggunakan mata uang lira.
Dilansir dari BBC, jika ingin menikmati keindahan laut Turki yang biru, kuil-kuil kuno, dan menikmati liburan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan tahun sebelumnya, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk mengunjungi Turki.
Tampaknya telah banyak pihak yang menyadari hal ini, sebagaimana disampaikan oleh beberapa agen perjalanan yang melaporkan telah mendapatkan kenaikan jumlah pemesanan.
Perusahaan agen perjalanan Thomas Cook mencatatkan 63% kenaikan pemesanan perjalanan ke Turki, sementara agen perjalanan TUI mengatakan Turki menjadi negara tujuan ketiga paling populer yang banyak dituju pelanggannya. Hal ini berarti Turki kembali menjadi negara tujuan dan lokasi liburan musim panas terbaik.
Namun, Kantor Urusan Luar Negeri Inggris masih mengeluarkan peringatan kepada warganya yang melakukan perjalanan ke Turki untuk tidak mengunjungi beberapa daerah berbahaya di Turki, terutama di sepanjang wilayah perbatasan dengan Suriah, dan mengatakan untuk tidak bepergian ke wilayah yang berjarak 10 km dari perbatasan, karena perang Suriah sedang berlangsung.
Sementara itu, AS juga mengeluarkan peringatan bagi warganya yang mengunjungi Turki, melabeli negara itu dengan level tiga, dan mendesak orang-orang untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke wilayah tersebut.
Pelemahan kurs lira terhadap poundsterling hingga sekitar 34% tahun ini menyebabkan Turki menjadi tujuan wisata yang murah bagi penduduk Inggris. Wisatawan, belum termasuk biaya menukar, akan memperoleh 697 lira jika menukarnya dengan 100 poundsterling, dibandingkan yang hanya 460 lira tahun lalu.
"Lira berada pada titik terendah sepanjang sejarah terhadap pound dan berkat gelombang panas (yang membuat wisatawan menunda pemesanan perjalanan ke luar negeri), ada banyak penawaran murah yang ditawarkan, jadi inilah waktu terbaik untuk berlibur ke Turki," kata Anth Mooney dari Thomas Cook Money, dilansir dari The Guardian.
Perusahaan telah melaporkan peningkatan 63% dalam pemesanan liburan ke Turki tahun ini, di mana Antalya menyalip Palma de Mallorca Spanyol sebagai bandara paling sibuk menurut survei Thomas Cook Airline.
TUI juga melaporkan Turki sebagai tujuan penduduk Eropa teratas bagi turis Inggris musim panas ini dengan berada di peringkat ketiga setelah Spanyol dan Yunani, disusul Italia dan Siprus di posisi keempat dan kelima.
Meskipun populer di kalangan turis, Turki menghadapi tekanan untuk melakukan perubahan karena krisis ekonomi kemungkinan akan melanda.
Depresiasi dalam yang dialami mata uang ini sebagian besar diakibatkan oleh pengaruh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di perekonomian Turki, desakannya yang terus-menerus agar suku bunga perbankan terus turun ketika inflasi justru meroket, dan memburuknya hubungan Ankara dengan Washington, Reuters melaporkan.
Lira anjlok hingga 16% terhadap dolar AS pada hari Jumat (10/8/2018) pekan lalu ke level terendah sepanjang sejarah setelah Presiden Donald Trump mengatakan ia telah melipatgandakan bea masuk baja dan aluminium Turki, dikutip dari AFP.
(prm) Next Article Mau Liburan? Spanyol Buka Pintu Buat yang Sudah Divaksin
Depresiasi dan guncangan ekonomi Turki telah mengakibatkan krisis mata uang melanda negara tersebut. Namun, keadaan yang merugikan negara itu justru membawa keuntungan lain, yaitu meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara yang terletak di perbatasan Asia dan Eropa itu.
Anjloknya lira menyebabkan naiknya harga pangan dan semua kebutuhan di Turki, namun justru sebaliknya bagi orang-orang yang tidak menggunakan mata uang lira.
Tampaknya telah banyak pihak yang menyadari hal ini, sebagaimana disampaikan oleh beberapa agen perjalanan yang melaporkan telah mendapatkan kenaikan jumlah pemesanan.
Perusahaan agen perjalanan Thomas Cook mencatatkan 63% kenaikan pemesanan perjalanan ke Turki, sementara agen perjalanan TUI mengatakan Turki menjadi negara tujuan ketiga paling populer yang banyak dituju pelanggannya. Hal ini berarti Turki kembali menjadi negara tujuan dan lokasi liburan musim panas terbaik.
Namun, Kantor Urusan Luar Negeri Inggris masih mengeluarkan peringatan kepada warganya yang melakukan perjalanan ke Turki untuk tidak mengunjungi beberapa daerah berbahaya di Turki, terutama di sepanjang wilayah perbatasan dengan Suriah, dan mengatakan untuk tidak bepergian ke wilayah yang berjarak 10 km dari perbatasan, karena perang Suriah sedang berlangsung.
Sementara itu, AS juga mengeluarkan peringatan bagi warganya yang mengunjungi Turki, melabeli negara itu dengan level tiga, dan mendesak orang-orang untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke wilayah tersebut.
Pelemahan kurs lira terhadap poundsterling hingga sekitar 34% tahun ini menyebabkan Turki menjadi tujuan wisata yang murah bagi penduduk Inggris. Wisatawan, belum termasuk biaya menukar, akan memperoleh 697 lira jika menukarnya dengan 100 poundsterling, dibandingkan yang hanya 460 lira tahun lalu.
"Lira berada pada titik terendah sepanjang sejarah terhadap pound dan berkat gelombang panas (yang membuat wisatawan menunda pemesanan perjalanan ke luar negeri), ada banyak penawaran murah yang ditawarkan, jadi inilah waktu terbaik untuk berlibur ke Turki," kata Anth Mooney dari Thomas Cook Money, dilansir dari The Guardian.
Perusahaan telah melaporkan peningkatan 63% dalam pemesanan liburan ke Turki tahun ini, di mana Antalya menyalip Palma de Mallorca Spanyol sebagai bandara paling sibuk menurut survei Thomas Cook Airline.
TUI juga melaporkan Turki sebagai tujuan penduduk Eropa teratas bagi turis Inggris musim panas ini dengan berada di peringkat ketiga setelah Spanyol dan Yunani, disusul Italia dan Siprus di posisi keempat dan kelima.
Meskipun populer di kalangan turis, Turki menghadapi tekanan untuk melakukan perubahan karena krisis ekonomi kemungkinan akan melanda.
Depresiasi dalam yang dialami mata uang ini sebagian besar diakibatkan oleh pengaruh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di perekonomian Turki, desakannya yang terus-menerus agar suku bunga perbankan terus turun ketika inflasi justru meroket, dan memburuknya hubungan Ankara dengan Washington, Reuters melaporkan.
Lira anjlok hingga 16% terhadap dolar AS pada hari Jumat (10/8/2018) pekan lalu ke level terendah sepanjang sejarah setelah Presiden Donald Trump mengatakan ia telah melipatgandakan bea masuk baja dan aluminium Turki, dikutip dari AFP.
(prm) Next Article Mau Liburan? Spanyol Buka Pintu Buat yang Sudah Divaksin
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular