
Internasional
Jutaan Sampah Plastik Menumpuk di Pantai Australia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 June 2018 15:18

Sydney, CNBC Indonesia - Di pantai Pulau Christmas yang dipenuhi pohon palem, sebidang kecil daratan di Samudera Hindia antara Australia dan Indonesia, sampah plastik menumpuk di pasir putih dan membunuh ekosistem laut.
Bagian kapal yang hancur (flotsam) dan limbah lainnya (jetsam), terutama kantong plastik dan pembungkus sekali pakai, menutupi garis pantai pulau Australia. Baru-baru ini, relawan mengumpulkan 1,5 ton limbah hanya dalam beberapa hari.
Kejadian ini menggambarkan kekhawatiran yang meningkat tentang kerusakan lingkungan dari meningkatnya jumlah sampah plastik secara global.
"Orang-orang benar-benar perlu memahami bahwa barang yang mereka gunakan dapat menyebabkan banyak kerusakan lingkungan," kata Heidi Taylor, managing director Tangaroa Blue, lembaga amal Australia yang memunguti sampah laut.
Sekitar 8 juta ton sampah plastik berupa botol, kemasan, dan limbah lainnya dibuang di laut setiap tahunnya dan membunuh kehidupan laut, kata Program Lingkungan PBB, dilansir dari Reuters.
Awal bulan ini, seekor paus pilot terdampar dan meninggal di Thailand dengan 80 kantong plastik di perutnya, sebuah insiden yang memenuhi berita utama berbagai media di dunia.
Kura-kura, yang bersarang sepanjang tahun di Pulau Christmas, sangat rentan akan dampak buruk sampah-sampah itu. Plastik menyumbat usus dan menahan udara mereka, sehingga mereka tidak dapat menyelam cukup dalam untuk mencari makan. Hal itu membuat mereka mengapung di hulu lautan, menjadikan mereka target yang mudah untuk predator dan berisiko tertabrak perahu.
"Kantong plastik terlihat sangat mirip dengan ubur-ubur di air dan ubur-ubur adalah hewan yang suka dimakan penyu," kata Kathy Townsend, dosen ekologi hewan di Universitas Sunshine Coast di Hervey Bay, yang terletak 280 km di sebelah utara Brisbane.
Hanya ada kurang dari sepersepuluh dari semua jumlah plastik yang pernah diproduksi telah didaur ulang, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diterbitkan pada bulan Juni yang merekomendasikan pemerintah mempertimbangkan untuk melarang atau membebankan biaya penggunaan kantong atau wadah makanan sekali pakai untuk membendung gelombang polusi.
Minggu ini, toko grosir terbesar di Australia Woolworths Group Ltd berhenti menawarkan kantong plastik pembungkus belanjaan gratis kepada pelanggan dan mengatakan akan berhenti menjual sedotan plastik pada akhir tahun.
Thailand, yang membuat sekitar 4 miliar atau 5 miliar kantong plastik per tahun dari total sekitar 5 triliun yang digunakan secara global, berencana untuk mengurangi separuh produksi pada 2027, menurut Jatuporn Buruspat, kepala Departemen Sumber Daya Laut dan Pesisir negara itu.
Cabang peritel terbesar Inggris, Tesco Plc, di Thailand menawarkan hadiah kepada pelanggan yang menolak pemakaian kantong plastik.
"Saya sangat optimistis bahwa kita benar-benar bisa mengatasi ini. Generasi mendatang, mereka akan melihat kita kembali dan tertawa dan berkata: 'Seberapa boroskah mereka? Lihatlah berapa banyak barang yang baru saja mereka sia-siakan!" kata Townsend.
(prm) Next Article Jangan Kaget, Negara Kaya Ini Paling Banyak Nyampah
Bagian kapal yang hancur (flotsam) dan limbah lainnya (jetsam), terutama kantong plastik dan pembungkus sekali pakai, menutupi garis pantai pulau Australia. Baru-baru ini, relawan mengumpulkan 1,5 ton limbah hanya dalam beberapa hari.
Kejadian ini menggambarkan kekhawatiran yang meningkat tentang kerusakan lingkungan dari meningkatnya jumlah sampah plastik secara global.
Sekitar 8 juta ton sampah plastik berupa botol, kemasan, dan limbah lainnya dibuang di laut setiap tahunnya dan membunuh kehidupan laut, kata Program Lingkungan PBB, dilansir dari Reuters.
Awal bulan ini, seekor paus pilot terdampar dan meninggal di Thailand dengan 80 kantong plastik di perutnya, sebuah insiden yang memenuhi berita utama berbagai media di dunia.
Kura-kura, yang bersarang sepanjang tahun di Pulau Christmas, sangat rentan akan dampak buruk sampah-sampah itu. Plastik menyumbat usus dan menahan udara mereka, sehingga mereka tidak dapat menyelam cukup dalam untuk mencari makan. Hal itu membuat mereka mengapung di hulu lautan, menjadikan mereka target yang mudah untuk predator dan berisiko tertabrak perahu.
"Kantong plastik terlihat sangat mirip dengan ubur-ubur di air dan ubur-ubur adalah hewan yang suka dimakan penyu," kata Kathy Townsend, dosen ekologi hewan di Universitas Sunshine Coast di Hervey Bay, yang terletak 280 km di sebelah utara Brisbane.
Hanya ada kurang dari sepersepuluh dari semua jumlah plastik yang pernah diproduksi telah didaur ulang, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diterbitkan pada bulan Juni yang merekomendasikan pemerintah mempertimbangkan untuk melarang atau membebankan biaya penggunaan kantong atau wadah makanan sekali pakai untuk membendung gelombang polusi.
Minggu ini, toko grosir terbesar di Australia Woolworths Group Ltd berhenti menawarkan kantong plastik pembungkus belanjaan gratis kepada pelanggan dan mengatakan akan berhenti menjual sedotan plastik pada akhir tahun.
Thailand, yang membuat sekitar 4 miliar atau 5 miliar kantong plastik per tahun dari total sekitar 5 triliun yang digunakan secara global, berencana untuk mengurangi separuh produksi pada 2027, menurut Jatuporn Buruspat, kepala Departemen Sumber Daya Laut dan Pesisir negara itu.
Cabang peritel terbesar Inggris, Tesco Plc, di Thailand menawarkan hadiah kepada pelanggan yang menolak pemakaian kantong plastik.
"Saya sangat optimistis bahwa kita benar-benar bisa mengatasi ini. Generasi mendatang, mereka akan melihat kita kembali dan tertawa dan berkata: 'Seberapa boroskah mereka? Lihatlah berapa banyak barang yang baru saja mereka sia-siakan!" kata Townsend.
(prm) Next Article Jangan Kaget, Negara Kaya Ini Paling Banyak Nyampah
Most Popular