60% Karyawan Rela Gaji Dipotong Demi Kerja di Perusahaan Ini

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
13 June 2018 14:46
Karyawan cenderung loyal pada perusahaan yang memiliki empatik.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Meja foosball dan makan siang gratis mungkin jadi salah satu fasilitas yang menarik, tetapi untuk mempertahankan karyawan bertalenta, butuh lebih dari itu. Karyawan membutuhkan perusahaan yang empatik.

Menurut survei yang dilakukan perusahaan teknologi Businessolver pada 2018, ditemukan bahwa 60% pekerja yang disurvei bersedia gajinya dipotok demi bekerja pada perusahaan yang empatik.


Secara sederhana, empati berarti memperlakukan orang lain sebagai mana Anda ingin diperlakukan. CEO Businessolver, John Shanahan pun menyarankan kepada para perusahaan agar bisa memahami karyawannya dan apa yang mereka inginkan dari perusahaan.

"Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Ini mengharuskan Anda memahami populasi karyawan Anda dan apa yang mereka inginkan dari organisasi," ujar John kepada CNBC Make It.

Daniel Goleman, direktur dari konsorsium untuk penelitian kecerdasan emosional dalam organisasi di Universitas Rutgers pun membawa kasus bisnis ini dalam bukunya, Learning to Lead with Emotional Intelligence.

Dia berpendapat sepanjang sejarah, banyak pekerja telah melihat dan mencari pemimpin yang mendukung hubungan emosional untuk berempati.

Dia menambahkan bahwa empati adalah bagian mendasar dari kesadaran sosial dan atasan yang menunjukkan sifat ini lebih mampu menjaga tim mereka bahagia, mempromosikan keharmonisan di tempat kerja dan menumbuhkan interaksi yang ramah.

Menurut survei pada 1.000 karyawan untuk menilai tingkat empati dengan berbagai perilaku di tempat kerja, karyawan mendefinisikan organisasi empatik dalam berbagai versi.

Hasilnya, empati adalah pemahaman bahwa karyawan perlu waktu istirahat untuk mengurus masalah medis pribadi atau keluarga, kata para responden, dan memahami kebutuhan akan jam kerja yang fleksibel.

Empati juga didefinisikan sebagai menyediakan waktu untuk berbicara dengan karyawan satu dengan yang lain dan tentang tantangan yang mereka hadapi di tempat kerja.

Penelitian dari Center for Creative Leadership menunjukkan hasil yang serupa. Temuan mereka mengungkapkan bahwa empati berhubungan positif dengan kinerja pekerjaan karena menciptakan iklim dukungan dan perlindungan di antara para pekerja.

Tapi ketika datang untuk menunjukkan empati, John Shanahan mencatat bahwa perusahaan telah lama membuat kesalahan dengan memperlakukan karyawan dengan pendekatan 'satu ukuran cocok untuk semua.'

Sebagai organisasi, perlu memiliki multi generasi dan pemilik harus lebih bijaksana dalam mengelola empati.


(roy/roy) Next Article Para Buruh, Ini 5 Strategi untuk Minta Naik Gaji

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular